Sudirman Said, Komisaris Utama PT Food Station Tjipinang Jaya: “Dalam Urusan Melayani Publik, Tidak Ada Pekerjaan Besar atau Kecil”

Kesediaan Mantan Menteri ESDM, Sudirman Said ditunjuk sebagai komisaris utama PT Food Station Tjipinang Jaya masih menyisakan banyak pertanyaan di benak banyak kalangan.


Orang bertanya-tanya, mengapa sosok yang sudah punya reputasi mentereng dan banyak pengalaman di korporasi, birokrasi, dan LSM anti korupsi ini bersedia ditunjuk sebagai komisaris utama salah satu BUMD Pangan milik Pemerintah Provinsi DKI Jakarta ini.


Lihat saja, sebelum diangkat sebagai Komisaris Utama PT Food Station Tjipinang Jaya, Sudirman Said pernah menduduki sejumlah posisi strategis. Misalnya mulai dari Menteri ESDM, Pendiri Masyarakat Transparansi Indonesia (MTI) yang mendorong lahirnya Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Dirut PT Pindad, Deputi Kepala Badan Pelaksana Rekonstruksi dan Rehabilitasi (BRR) Aceh-Nias, hingga menjadi Ketua Tim Transisi Anies-Sandi yang terpilih sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta. Sepak terjangnya-pun banyak mengundang simpati publik.


Ditanya kenapa menerima tugas sebagai Komisaris Utama di PT Food Station Tjipinang Jaya, sosok kelaiharan Brebes, 16 April 1963 ini menjawab.


“Saya tidak pernah menolak tugas melayani masyarakat. Dalam urusan melayani publik, tidak ada pekerjaan besar atau kecil. Yang membuat tugas itu penting atau tidak, adalah cara kita melakukannya. Mengurus lembaga besar kalau kita mengurusnya sembrono dan tidak serius ya menjadi tidak penting. Sebaliknya meskipun yang kita urus adalah lembaga kecil, kalau kita bekerja dengan penuh dedikasi, insya Allah hasilnya berdampak luas,” ujarnya.


PT Food Station Tjipinang Jaya lanjutnya adalah BUMD yang sehat, dan berpotensi dikembangkan sedemikian rupa. Perannya tidak saja terbatas di DKI Jakarta, tetapi juga dapat membangun kapasitas produksi pangan di berbagai daerah di berbagai penjuru Indonesia.


Nah,untuk menjawab keingintahuan publik tersebut, Sekjen Palang Merah Indonesia (PMI) tersebut, berkenan memberikan penjelasan kepada Jakrev.com.


Anda baru saja ditunjuk Gubernur DKI Jakarta sebagai Komisaris Utama PT Food Station Tjipinang Jaya. Bisa dijelaskan prosesnya bagaimana anda menerima tawaran tersebut ?


Beberapa waktu lalu, seingat saya sebelum wabah covid-19 masuk ke Indonesia, saya diundang bertemu Pak Gubernur. Beliau mengajak diskusi tentang ketahanan pangan di DKI, dan juga Indonesia. Kami banyak bertukar pikiran dan bertukar informasi. Pada akhir pertemuan beliau menanyakan apakah bersedia membantu Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang berkaitan dengan pangan. Saya menjawab, Insya Allah, tugas melayani masyarakat apapun yang saya bisa lakukan, saya akan kerjakan sebaik-baiknya. Bulan April yang lalu saya ditelpon oleh BP BUMD DKI, memberitahukan keputusan RUPS Luar Biasa PT Food Station Tjipinang Jaya, menunjuk saya sebagai Komisaris Utama.


Pesan dan misi khusus apa yang diberikan Gubernur kepada bapak untuk menempati posisi Komut di PT Food Station ?


Sebagaimana saya ceritakan tadi, misi utamanya tentu memperkuat ketahanan pangan. Secara teknis Pak Gubernur meminta saya menjaga profesionalisme PT Food Station Tjipinang Jaya. Saya sendiri sudah pernah berinteraksi dengan Tim Manajemen PT Food Station Tjipinang Jaya, dan tahu bahwa mereka adalah tim yang profesional. Jadi tugas saya tinggal memberikan dukungan dan dorongan pengembangan ke depan. Saya menterjemahkan permintaan Pak Gubernur dengan fokus pada dua aspek. Pertama, menjaga integritas tim dan seluruh karyawan, dan kedua, mendampingi Direksi dalam menguatkan kompetensi tim kerja; baik kompetensi teknis maupun manajerial.


Bapak pernah menjadi Menteri ESDM dan bebarapa kali menjabat dirut BUMN. Apa yang membuat bapak menerima tawaran sebagai Komut di PT Food Station Tjipinang Jaya yang notabene hanya BUMD DKI ?


Saya tidak pernah menolak tugas melayani masyarakat. Dalam urusan melayani publik, tidak ada pekerjaan besar atau kecil. Yang membuat tugas itu penting atau tidak, adalah cara kita melakukannya. Mengurus lembaga besar kalau kita mengurusnya sembrono dan tidak serius ya menjadi tidak penting. Sebaliknya meskipun yang kita urus adalah lembaga kecil, kalau kita bekerja dengan penuh dedikasi, insya Allah hasilnya berdampak luas. PT Food Station Tjipinang Jaya adalah BUMD yang sehat, dan berpotensi dikembangkan sedemikian rupa. Perannya tidak saja terbatas di DKI Jakarta, tetapi juga dapat membangun kapasitas produksi pangan di berbagai daerah di berbagai penjuru Indonesia.


Seteleh menerima tawaran sebagai Komut, action plan apa yang sudah terbayang untuk diterapkan di PT Food Station ?


Dalam jangka pendek, menjaga kestabilan operasi dan kinerja keuangan korporasi. Mengingat wabah Covid-19 ini berdampak amat besar pada ekonomi dan dunia usaha. Jangka menengah, saya ingin mendorong proses pengembangan usaha, agar ukuran dan kinerja PT Food Station Tjipinang Jaya\ benar-benar sustainable, terjaga kelangsungannya, dengan tidak terpengaruh secara siginifikan situasi dan perubahan politik. Saya ingin mengajak para anggota Komisaris dan seluruh Direksi membawa PT Food Station Tjipinang Jaya ke level berikutnya. Inilah nilai tambah yang harus diwujudkan oleh kepengurusan perseroan lima tahun mendatang.


Apa yang bapak ketahui mengenai PT Food Station sebelum dan sesudah bapak dipilih sebagai Komut di PT Food Station ?


Ketika menjadi Ketua Tim Sinkronisasi Gubernur dan Wakil Gubernur terpilih, saya sudah berinteraksi dengan PT Food Station Tjipinang Jaya, dan setahun lalu kebetulan saya diundang Pak Dirut berkunjung ke Gudang dan Pusat Operasi perusahaan. Saya menangkap kesan bahwa PT Food Station adalah perusahaan yang sehat dan dikelola secara profesional. Setelah beberapa pekan ini saya mendalami situasi perusahaan, saya semakin yakin bahwa PT Food Station dapat dikembangkan lebih lanjut menjadi korporasi yang kuat dan memiliki dampak tidak saja bagi ketahanan pangan DKI, tetapi juga menjadi penyerap produk-produk pertanian pangan dari banyak wilayah di Indonesia.


Sebagai komisaris utama di PT Food Station, adakah pembagian tugas yang anda terapkan di jajaran Komisaris PT Food Station ?


Tim Dewan Komisaris bekerja secara kolektif dan kolegial. Latar belakang kami bertiga yang saling melengkapi, akan menjadi kekuatan untuk bertukar ide dan pemikiran, yang memberi solusi bagi masalah-masalah dan tantangan yang dihadapi perseroan.


Kontribusi bobot inflasi DKI Jakarta untuk tingkat nasional telah meningkat dari 20 persen menjadi 27,5 Persen. Bagaimana bapak melihat fakta tersebut, dikaitkan dengan Peran PT Food Station dan BUMD Pangan lainnya sebagai eksekutor TPID DKI Jakarta ?


Dari angka tersebut, saya mendengar bahwa kontribusi sektor pangan menyumbang porsi yang cukup besar. Karena itu PT Food Station Tjipinang Jaya harus benar-benar menjaga kinerjanya sebagai stabilisator harga pangan. Bila ini bisa dicapai maka kontribusi PT Food Station Tjipinang Jaya dalam mengendalikan inflasi DKI dan Nasional akan terasa signifikan.


Terkait pertanyaan nomer 7, perlukah kiranya PT Food Station menambah portolio komoditas yang ditangani ?


Dalam batas-batas yang sesuai dengan rencana strategis korporasi, bisa saja nanti kita menambah komoditas. Manajemen PT Food Station Tjipinang Jaya harus mencari peluang komoditas yang memiliki margin bagus, atau memiliki dampak signifikan pada stabilitas harga pangan, atau kombinasi keduanya.


Selain sebagai komut di PT Food Station, saat ini bapak juga menjabat sebagai Sekjen PMI. Bagaimana membagi tugas diantara 2 peran tersebut ?


Komisaris perusahaan bukan pekerjaan full time, malah sebaiknya tidak terlalu aktif hadir di perusahaan. Nanti malah merepotkan manajemen. Komisaris tugasnya memberi nasihat dan melakukan pengawasan. Sekjen PMI lebih memerlukan waktu. Tetapi keduanya bukan tugas yang mengandung konflik kepentingan, sehingga bisa dijalankan secara paralel. Di luar dua tugas ini, saya juga masih mengajar di beberapa kampus. Insya Allah semuanya bisa dijalankan dengan baik.


Untuk menghilangkan penat karena aktifitas pekerjaan, hobi apa yang biasa bapak lakukan ?


Saya senang membaca, dan organisasi sosial. Sesekali, kalau ada waktu, dan sebelum wabah covid saya senang traveling, melihat-lihat tempat bersejarah.


Terkait pertanyaan nomer 10, bagaimana bapak menjalankan hobi tersebut. Bagaimana frekuensinya dalam seminggu dan dengan siapa bapak menjalankan hobi tersebut. Kemudian adalah alokasi budget khusus yang disiapkan untuk melaksanakan hobi tersebut ?


Dengan kawan-kawan, semakin banyak organisasi yang kita masuki kawan semakin banyak. Traveling saya lakukan dengan isteri atau anak-anak, tergantung siapa yang berkesempatan. Tidak ada alokasi bujet khusus, karena uang saya juga pas-pasan. Kalau lagi longgar ya jalan. (win)


(Jakrev.com)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *