Kepala Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA), Arief Prasetyo Adi, bersama Menteri Koordinator Bidang Pangan, Zulkifli Hasan, meninjau Gudang Bulog Bondansari, Kabupaten Pekalongan, untuk memastikan program penyaluran Cadangan Beras Pemerintah (CBP) berjalan optimal. Kunjungan ini menegaskan komitmen pemerintah dalam menjaga stabilitas pangan nasional, terutama melalui program strategis seperti bantuan pangan beras, operasi pasar, dan penanganan tanggap darurat.
Dalam kesempatan tersebut, Menko Pangan Zulkifli Hasan juga menyoroti tantangan yang dihadapi Bulog terkait kapasitas dan kondisi gudang penyimpanan. “Kita harus memastikan gudang-gudang Bulog dalam kondisi baik dan berfungsi optimal, sehingga mutu beras terjaga. Kalau penyimpanan kurang memadai, tentu akan memengaruhi kualitas dan efektivitas distribusi CBP,” tegas Zulkifli Hasan saat meninjau gudang bulog Bondansari bersama Kepala NFA, Sabtu (25/1).
“Timbul tantangan baru, tapi ini tantangan baik. Perlu gudang, ini gudangnya penuh, jadi kalau (Bulog) mau beli lagi 3 juta (ton) harus cari gudang baru. Tentu perlu didukung bupati dan gubernur,” kata Zulhas.
Ia menambahkan, sinergi antar-lembaga menjadi kunci dalam pengelolaan CBP. “Kami mendukung upaya Badan Pangan Nasional dalam memperkuat program penyaluran ini, baik melalui bantuan pangan, SPHP, maupun kebutuhan tanggap darurat. Semua ini adalah ikhtiar bersama untuk memastikan ketahanan pangan nasional,” jelasnya.
Kepala NFA, Arief Prasetyo Adi, mengungkapkan bahwa pengelolaan CBP menjadi langkah penting dalam mendukung ketahanan pangan nasional. “Tadi Pak Menko menekankan salah satunya agar CBP kita jangan sampai disimpan terlalu lama hingga turun mutu. Jadi, kami memastikan program penyaluran ke masyarakat tahun ini terus berjalan dengan baik,” ujar Arief.
Salah satu program utama yang tengah dilaksanakan adalah bantuan pangan beras kepada 16 juta keluarga penerima manfaat. Dengan alokasi 10 kilogram per penerima setiap bulan selama enam bulan, total kebutuhan beras untuk program ini mencapai 960 ribu ton. Program ini diharapkan dapat membantu mengurangi beban masyarakat di tengah gejolak harga pangan.
Selain itu, operasi pasar melalui Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) menjadi prioritas pemerintah untuk menjaga harga beras di tingkat konsumen. “Target penyaluran SPHP tahun ini mencapai 1,5 juta ton. Dengan adanya cadangan yang cukup, Bulog dapat bergerak cepat menstabilkan harga beras di pasar,” lanjut Arief.
Pada tahun 2024, CBP juga dialokasikan untuk kebutuhan tanggap darurat sebesar 446 ribu ton. Langkah ini menjadi antisipasi pemerintah terhadap potensi bencana alam atau kondisi luar biasa lainnya yang membutuhkan intervensi pangan dalam waktu cepat.
Kepala NFA, Arief Prasetyo Adi, turut menambahkan bahwa pihaknya terus berkoordinasi dengan Bulog untuk memastikan distribusi beras dari gudang-gudang penyimpanan berjalan lancar. “Kami juga memonitor kondisi gudang, khususnya untuk mengantisipasi penyimpanan jangka panjang agar kualitas beras tetap terjaga,” ucapnya.
Kunjungan ini menjadi bagian dari upaya pemerintah dalam memprioritaskan stabilitas pangan di tengah tantangan global. Dengan cadangan yang cukup, pemerintah optimistis program-program strategis seperti bantuan pangan beras dan SPHP mampu menjaga ketersediaan dan keterjangkauan pangan bagi masyarakat.
Arief menegaskan bahwa Badan Pangan Nasional akan terus mendukung pengelolaan CBP agar tepat sasaran. “Dengan koordinasi yang kuat antara NFA, Bulog, dan kementerian terkait, kami berkomitmen untuk memastikan distribusi CBP berjalan lancar, sehingga masyarakat dapat merasakan manfaatnya secara langsung,” tutupnya.
Kunjungan ke Gudang Bondansari ini diharapkan memberikan gambaran nyata atas kesiapan pemerintah dalam mengelola CBP untuk mendukung program ketahanan pangan yang berkelanjutan.