NFA Ajak Pilih Pangan B2SA dan Dukung Swasembada Pangan

Kepala Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi mengajak masyarakat, khususnya kaum ibu di seluruh Indonesia untuk menyiapkan makanan beragam, bergizi seimbang, dan aman (B2SA) bagi anak-anaknya sejak usia dini. Makanan sehat, menurut Arief, bisa didapat dari kreativitas keluarga dengan mengutamakan produksi pangan berbasis sumber daya lokal. 

Arief mengatakan, kemandirian pangan adalah bagian dari upaya bersama dalam mendukung visi Presiden Prabowo dalam mewujudkan swasembada pangan. Karena itu, konsumsi pangan yang baik harus dimulai dari sisi produksi pangan dalam negeri, termasuk yang diproduksi di pekarangan untuk keluarga yang lebih mandiri. 

“Komposisi sehat itu adalah sepertiga karbohidrat dan karbohidrat itu kalau orang sudah makan nasi, tidak usah makan singkong. Kalau sudah makan singkong, tidak usah makan kentang, kalau sudah makan kentang, tidak usah makan sagu. Jadi cukup sepertiga saja. Dan yang sepertiganya lagi adalah sayur-sayur yang dihasilkan dari kreativitas keluarga kita,” ujar Arief saat menghadiri ‘Pengenalan Pendidikan Karakter Berbasis Gastronomi Indonesia dalam Program Makan Bergizi di Sekolah’, Sabtu, (14/12/2024).

Arief mengatakan, program Makan Bergizi Gratis (MBG) adalah program masa depan bangsa yang dirancang khusus untuk meningkatkan kualitas pangan dan gizi, sehingga mendukung upaya mencerdaskan seluruh putra-putri Indonesia. Oleh karena itu, kemampuan dan pengetahuan kaum ibu dalam menyediakan makanan serta para guru dalam mengedukasi harus diperkaya, baik dari sisi produksi maupun pengolahan atau cara memasaknya.

“Karena itu, untuk memperkuat program Makan Bergizi Gratis ini, tentunya diperlukan edukasi kita bersama. Jadi tidak hanya sekadar mendapat asupan makanan bergizi, tetapi juga mengapa perlu mengonsumsi makanan bergizi tersebut,” katanya.

Arief menambahkan bahwa program MBG ini dapat mendorong terciptanya ekosistem pangan yang sangat penting untuk ketahanan pangan bangsa di masa mendatang. “Kebutuhan ayam dan telur misalnya, bisa diserap dari hasil produksi para peternak dalam negeri, di sana ada peran BUMN pangan sebagai offtaker. Jadi ini akan mendorong ekosistem pangan yang baik. Kenapa? Karena makan bergizi ini program yang luar biasa dan akan menggerakkan ekonomi, baik di pedesaan maupun perkotaan. Jadi saya pesan, utamakan pangan yang diproduksi dari dalam negeri,” urainya. 

Berikutnya, kata Arief, pemerintah juga menekankan pentingnya masyarakat Indonesia untuk tidak membuang-buang makanan apalagi dengan membuangnya secara percuma. Dia mengatakan, semua makanan yang tersisa akan mengakibatkan bertambahnya food loss and waste.

“Jadi perlu diketahui, orang Indonesia kalau makan biasanya masih menyisakan makanan. Di kita, food loss sekitar 14 persen, sedangkan food waste-nya 17 persen. Harus terus kita upayakan untuk diturunkan karena semakin berkurang angka food loss and waste, tentunya akan berdampak pada peningkatan ketahanan pangan dan ini selaras dengan visi Bapak Presiden untuk mempercepat swasembada pangan dalam waktu sesingkat-singkatnya,” katanya.

Di tempat yang sama, Wakil Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Republik Indonesia, Veronica Tan menyambut baik apa yang disampaikan Kepala NFA Arief Prasetyo Adi yang meminta kaum ibu terlibat langsung pada penyiapan makanan sehat sejak usia dini. 

“Dan memang permasalahan kita selama ini adalah kurangnya edukasi. Jadi edukasi itu penting sekali agar permasalahan semua ini bisa teratasi. Karena itu saya mengajak ibu-ibu semua harus berbicara soal edukasi dan dilakukan secara holistik. Kalau kita sayang sama anak, kita akan mengusahakan apapun, dalam ide kita, kreatifitas kita, untuk memberikan yang terbaik bagi anak. Jadi pastikan ibu dan anak itu sehat, terpenuhi asupan gizinya,” katanya.

Karena itu, Wamen Veronica juga menggarisbawahi pentingnya peran sekolah dan guru sebagai pendidik yang juga harus terlibat dalam edukasi pangan ini, dengan menekankan pada aspek kearifan lokal. 

“Soal makan ini, saya mengajak ibu-ibu guru berpikir sebagai seorang ibu, kalau kita udah dapat pendidikan makan bergizi seimbang, sekolah harus mendekatkan diri pada parenting, karena di dalam parenting keluarga itu banyak yang hilang. Parenting itu harus diintegrasikan di sekolah. Jadi sekolah itu harusnya menjadi satu tempat di mana ketika anak sekolah, ibunya juga harus terlibat. Jadi sama-sama teredukasi,” jelasnya.  

Ketua Indonesia Gastronomy Community (IGC) Ria Musiawan mengatakan, program Makan Bergizi Gratis sebagai inisiatif pemerintah yang luar biasa karena program ini menjadi kesempatan emas dalam menanamkan nilai-nilai kepada generasi penerus bangsa. 

“Dalam ilmu gastronomi, makanan bukan hanya sekadar kebutuhan biologis tapi juga medium penting dalam membentuk karakter. Kebiasaan makan yang baik dapat mendukung sikap-sikap positif seperti penghargaan terhadap keragaman budaya. Makan siang di sekolah menjadi sarana ideal untuk mengajarkan etika makan, kerja sama, kebersihan, dan mindful eating atau pola makan yang dilakukan dengan penuh kesadaran,” ujarnya. 

Hadir dalam kegiatan ini, Prof. Nila Moeloek Menteri Kesehatan Periode 2014-2019 yang juga Ketua Dewan Pembina IGC beserta pengurus IGC, Direktur Pemenuhan Gizi Badan Gizi Nasional, Direktorat Diplomasi Publik Kementerian Luar negeri, serta para guru di wilayah Jakarta dan sekitarnya.  

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *