Kepala Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA), Arief Prasetyo Adi memastikan ketersediaan dan harga bahan pokok periode Januari hingga akhir 2025 dalam kondisi aman dan stabil. Kepastian ini Menurut Arief terlihat dari produksi komoditas strategis yang secara konsisten telah terdistribusi dengan lancar.
“Pertama, ketersediaan pangan nasional proyeksi sampai 2025 mendatang dalam kondisi aman dan cukup. Kedua, harga pangan secara umum stabil. Dan kalau kita lihat yang menjadi konsentrasi di produsen adalah jagung pipil kering, livebird, dan di konsumen adalah beras medium serta Minyakita,” ujar Arief pada Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Kemendagri, Senin, 19 Mei 2025.
Berikutnya, kata Arief, harga Gabah Kering Panen di tingkat petani juga sudah di atas Harga Pembelian Pemerintah atau HPP sebesar Rp6.500 per kilogram. Sebagai contoh, harga gabah di Kabupaten Indramayu sudah mencapai Rp 7000.
“Sehingga dalam waktu dekat proyeksi kita harga gabah sudah 7.000 di atas nasional. Karena itu SPHP sudah harus dikeluarkan. Sedangkan untuk harga Rata-rata Jagung Pipil Kering masih Rp4.800. Adapun realisasi penyerapan jagung dari Bulog baru 30,24 ribu ton atau 3 persen dari target dan harus sama sama kita tingkatkan,” katanya.
Kendati demikian, Arief mengatakan pemerintah saat ini tengah berupaya menyeimbangkan harga ayam hidup guna mengantisipasi penurunan populasi yang berdampak pada ketersediaan.
“Tugas kita adalah sama-sama untuk melakukan intervensi dengan membeli harga yang baik kepada peternak dan disalurkan kepada masyarakat luas,” katanya.
Sebagai langkah nyata, NFA kata Arief berhasil melaksanakan Gerakan Pangan Murah di lebih 3.000 titik yang dilakukan para kepala daerah di masing-masing wilayahnya secara serentak melalui koordinasi Dinas Pangan daerah.
“Untuk realisasi serap gabah setara beras sudah mencapai 2,183 juta ton. Ini masih ada kesempatan sampai dengan akhir bulan ini karena di beberapa daerah panen raya masih berlangsung dengan intensitas yang juga sangat baik. Berikutnya, stok Bulog realisasi 2,1 juta ton kemudian yang untuk komersial ada 19,8 ribu ton jadi total serapan nasional 2 juta ton. Sementara realisasi SPHP ada 181,173 ton, dan tentunya ada tanggap darurat 298 ton,” katanya.
Mengenai hal ini, Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Amalia Adininggar Widyasanti mengapresiasi peran besar pemerintah yang berhasil mengendalikan ketersediaan dan harga pangan selama tahun 2025. Kata dia, saat ini terjadi tren penurunan harga bawang putih meskipun secara level masih dalam kategori tinggi.
“Kalau kita perhatikan harga harga komoditas ini seperti cabai rawit sudah mengalami deflasi dan IPH (Indeks Perkembangan Harga) terus menerus turun, namun demikian saat ini harga cabai rawit masih di atas HAP,” katanya.
“Tapi sebagian besar cabai rawit di daerah sudah hijau ini perkembangan yang sangat baik di mana ada 65 persen daerah yang mengalami penurunan cabai rawit. Sementara harga bawang merah sudah turun tapi masih di atas HAP sedikit, telur ayam ras juga sudah baik,” tambahnya.