Menjelang akhir tahun 2024, Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) terus memperkuat kolaborasi dengan berbagai pihak untuk menjaga stabilitas pasokan dan harga pangan. Langkah ini diambil untuk memastikan kebutuhan pangan masyarakat terpenuhi dengan baik, terutama di tengah meningkatnya permintaan selama periode libur panjang akhir tahun.
Kepala NFA Arief Prasetyo Adi menegaskan pentingnya sinergi antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, BUMN pangan, sektor swasta, serta asosiasi pelaku usaha dalam menghadapi potensi fluktuasi harga dan gangguan pasokan.
“Jadi semua kementerian/lembaga, asosiasi, dan seluruh pelaku usaha stakeholders di bidang pangan diminta untuk fokus pada swasembada pangan. Asta Cita Bapak Presiden dan Wakil Presiden Republik Indonesia menegaskan visi besar mendukung kebutuhan pokok rakyat yang terpenuhi dengan harga yang terjangkau sekaligus menciptakan kebahagiaan bagi para petani, peternak, nelayan dengan harga jual produk yang menguntungkan. Ini adalah upaya menciptakan keseimbangan antara kesejahteraan masyarakat dan keberlanjutan sektor pangan menuju Indonesia Emas 2045,” jelasnya saat memimpin Rapat Koordinasi Pengamanan Stabilitas Pangan Periode Nataru 2024-2025 di kantor NFA, Jakarta pada Kamis (5/12/2024).
Sebagai bagian dari upaya tersebut, NFA telah melakukan langkah-langkah strategis, antara lain monitoring dan pengendalian harga pangan di pasar-pasar. Ini dilakukan untuk mendeteksi potensi kenaikan harga yang tidak wajar, pemerataan stok pangan seperti beras, gula, minyak goreng, dan telur untuk merespon permintaan mendadak serta menjaga stabilitas harga, termasuk melalui Cadangan Pangan Pemerintah (CPP).
Operasi pasar Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) dan Gerakan Pangan Murah (GPM) bersama Perum Bulog, ID FOOD, dan mitra strategis terus dilakukan di daerah-daerah yang menunjukkan potensi kenaikan harga yang signifikan. Begitu pula program penyaluran bantuan pangan kepada masyarakat kurang mampu, tetap dilaksanakan untuk memastikan daya beli terjaga.
Terakhir, kolaborasi dengan pelaku usaha dan asosiasi mulai dari produsen hingga distributor. Ini untuk menjaga ketersediaan barang di pasar dengan harga yang kompetitif.
Menurut data NFA, kondisi ketersediaan pangan nasional menjelang Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 berada pada tingkat yang aman. Proyeksi stok akhir tahun 2024 antara lain beras 8,398 juta ton; jagung 3,665 juta ton; minyak goreng 336 ribu ton; dan gula konsumsi 1,478 juta ton.
Stok beras Perum Bulog per 4 Desember 2024 mencapai 2,07 juta ton, dengan rincian 1,818 juta ton Cadangan Beras Pemerintah (CBP) dan 252 ribu ton stok komersial.
Ditambahkan oleh Arief, sinergi kolaborasi dengan mitra strategis dilakukan melalui penguatan koordinasi dengan kementerian/lembaga dan pemerintah daerah. Lalu optimalisasi peran Bulog, ID FOOD, dan mitra logistik lainnya, serta memastikan rantai pasok berjalan efektif dengan melibatkan asosiasi dan pelaku usaha lainnya.
“Kolaborasi ini diharapkan dapat memastikan stabilitas pangan nasional selama periode akhir tahun 2024, memberikan kepastian harga yang wajar, serta meningkatkan kesejahteraan semua pihak yang terlibat dalam ekosistem pangan khususnya dalam menjaga inflasi sesuai target pemerintah 2,5 persen plus minus 1 persen,” pungkas Arief.