Jakarta – Sebagai upaya penguatan pangan nasional, Kepala Badan Pangan Nasional / NFA (National Food Agency), Arief Prasetyo Adi menyebut perlu inovasi teknologi untuk memperpanjang umur simpan beberapa komoditas pangan yang memiliki karakteristik berbeda – beda, hal ini diperlukan agar Indonesia memiliki stok pangan dalam jangka panjang sehingga ketersediaan pangan selalu terjaga dengan kualitas yang baik serta harga pangan stabil pada setiap momentum Hari Besar Keagamaan Nasional.
“Untuk menjaga kualitas stok pangan dalam jangka panjang dibutuhkan inovasi teknologi penyimpanan untuk memperpanjang umur pangan, seperti usia penyimpanan bawang merah dan bawang putih dari 2 bulan dapat panjang umur simpan hingga 6 bulan pada suhu tertentu, cabai juga termasuk komoditas yang mudah rusak dan memiliki usia pendek hanya 14 hari, telur pun mudah rusak dan memiliki umur simpan sekitar 9 minggu, begitupun komoditas daging sapi yang memiliki umur simpan bervariasi bergantung suhu dan kemasannya mulai 7 hari hingga 24 bulan dan daging ayam dengan usia penyimpanan hingga 18 bulan.”Jelas Arief pada saat audiensi dengan Kepala Badan Riset Inovasi dan Inovasi Nasional (BRIN) beserta Jajarannya, 24/02/2022.
Menurut Arief, penjajakan sinergi dengan BRIN selain teknologi panjang umur simpan komoditas pangan juga dapat berkolaborasi dalam berinovasi pengolahan diversifikasi pangan, meningkatkan gizi serta dukungan riset untuk perumusan standar kemanan pangan. Penguatan pangan ini pun Ia menegaskan perlu kolaborasi semua pihak termasuk BUMN Pangan dan Pupuk seperti Bulog, ID FOOD yang berperan sebagai offtaker dan pengembangan stok pangan serta Pupuk Indonesia yang berperan sebagai dukungan untuk sarana usaha tani.
Ia pun melanjutkan bahwa skema penguatan pangan Nasional dengan mengoptimalkan ketersediaan produk pangan lokal juga sejalan dengan arahan Presiden Joko Widodo untuk gerakan nasional bangga produksi lokal, Ia pun mengatakan tidak tertutup kemungkinan Badan Pangan Nasional nanti sinergi dengan BUMN, KADIN, Asosiasi Pengusaha untuk mendorong produk pangan lokal yang beragam melalui e-Katalog serta sinergi dengan Dinas Urusan Pangan seluruh Indonesia.
Sementara itu, Kepala BRIN Laksana Tri Handoko mendukung penuh Badan Pangan Nasional untuk bersinergi inovasi teknologi guna penguatan pangan nasional, Ia menyebut BRIN memiliki 12 Organisasi Riset (OR) dan 95 pusat riset serta 6 pusat riset pertanian dan pangan yang siap untuk dikolaborasikan.