Jakarta – Hadirnya Badan Pangan Nasional/NFA (National Food Agency) sebagai lembaga pangan yang baru menjadi Harapan berbagai pihak. Anggota Komisi IV DPR RI Andi Akmal Pasluddin mengatakan, NFA menjadi harapan akan sinergitas lembaga pemerintah terkait masalah pangan. Adanya kenaikan harga komoditas pangan menjelang puasa harus ditangani secara serius.
“NFA ini menjadi solusi dalam mengatasi masalah pangan. Harus ada lembaga yang mengoordinasikan dan mensinergikan potensi pangan yang ada.” Ujar Andi Akmal dalam Indonesia Business Forum TV One, Rabu (23/03/2022).
Andi Akmal Pasluddin menyatakan komitmen legislatif dalam mengawal dan mendorong agar NFA mampu merealisasikan strategi pangan yang disusun tersebut dengan dukungan anggaran yang memadai.
Hal senada diungkapkan Ketua Umum IKAPPI Abdullah Mansuri yang mengharapkan komunikasi yang intensif dilaksanakan oleh NFA bersama stakeholders terkait untuk mengurai masalah pangan yang kerap berulang tiap tahun.
Untuk itu, NFA terus melakukan upaya koordinasi dan sinkronisasi pembangunan pangan yang terintegrasi hulu hingga hilir.
“Saya katakan kita tidak bekerja sendiri, ada legislatif, kementerian dan lembaga terkait, asosiasi, petani, pedagang, akademisi, hingga masyarakat harus terlibat dalam upaya menjaga ketahanan pangan kita,” ujar Kepala NFA Arief Prasetyo Adi(23/3)
Ditambahkan Arief, untuk membangun kekuatan negara di bidang pangan, harus ada stok yang memadai. NFA menangani sembilan komoditas pangan pokok di mana stok tersebut harus dikelola secara terintegrasi dari hulu hingga hilir.
Saat ini untuk komoditas beras, Bulog sudah mempunyai perhitungan cadangan beras. Sementara untuk komoditas lainnya, menurut Arief, perlu dilakukan penyiapan stok untuk menjaga pasokan dan stabilitas harga terutama pada momentum tertentu seperti Ramadan dan Idulfitri.
Pengamat Dwi Andreas Santosa mendukung sepenuhnya strategi NFA dalam menjaga ketersediaan pangan ini,
“Pemerintah memegang stok, itu sangat penting, ketika pemerintah memegang stok maka pemerintah bisa mengendalikan harga,” ujar Andreas.
Integrasi hulu hingga hilir menurut Arief sangat penting dalam menjaga ekosistem pangan berkelanjutan.
“Kalau kita tekan harga di hilir kemudian nanti diurut sampai ke hulu, di hulu ini lama-lama tidak mau berproduksi. Saya mau menyuarakan petani peternak nelayan. Mereka akan otomatis berproduksi pada saat ada kepastian jual dengan harga yang baik. Pada intinya kita ingin petani sejahtera, pedagang untung, masyarakat tersenyum.” Jelas Arief.