PERTEMUAN BILATERAL KEPALA NFA DENGAN Vice President International Fund for Agricultural Development (IFAD)

Di sela-sela menghadiri pertemuan UNFSS +2 Stocktaking Moment yang digelar di Roma Italia pada 24-26 Juli 2023, Kepala Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi melakukan pertemuan bilateral dengan Vice President International Fund for Agricultural Development (IFAD) Donal Brown dan Regional Director of Asia and The Pacific IFAD Reehana Raza.

Pertemuan ini dilaksanakan untuk mendorong implementasi proposal Indonesia Resilient Food System kerja sama antara IFAD dengan Pemerintah Indonesia. “Kerja sama ini nantinya akan dilaksanakan dalam bentuk pengembangan sarana dan prasarana logistik, peningkatan kapasitas pemerintah daerah dalam penanganan keamanan pangan dan food loss and waste serta sarana dan prasarana cadangan pangan,” ungkapnya.

Upaya penguatan sarana prasarana logistik diakui Arief telah dilakukan NFA di beberapa wilayah sentra produksi dan konsumen untuk memperkuat stabilitas pangan antar waktu dan antar wilayah. “Sejumlah sarana logistik telah diberikan seperti reefer container untuk penyimpanan daging beku, cold storage untuk bawang, cabai, daging unggas dan heat pump dryer untuk pengeringan cabai,” ungkapnya.

Dalam kesempatan ini, Ia juga menyampaikan kemajuan transformasi sistem pangan Indonesia yang ditandai dengan beberapa kemajuan dalam ketahanan pangan dan gizi pada tahun 2022. “Terjadi peningkatan skor Ketahanan Pangan Indonesia dari 59,2 pada tahun 2021 menjadi 60,2 pada tahun 2022, kemudian meningkatnya kualitas konsumsi yang ditunjukkan dengan skor PPH dari 87,2 pada tahun 2021 menjadi 92,9 pada tahun 2022. Selanjutnya prevalensi stunting menurun dari 24,4% pada tahun 2021 menjadi 21,6% pada tahun 2022,” ungkapnya.

Terkait pengembangan cadangan pangan pemerintah, Ia mengungkapkan NFA menggandeng Badan Usaha Milik Negara untuk menjamin ketersediaan dan stabilitas pangan di tingkat konsumen dan produsen. “Upaya ini tentunya didukung regulasi yang memfasilitasi BUMN dalam mengakses fasilitas keuangan untuk pengembangan cadangan pangan tersebut,” tambahnya.

Pemerintah Indonesia melalui NFA juga berupaya meningkatkan ketersediaan dan pemanfaatan pangan yang beragam, bergizi seimbang, dan aman berbasis potensi sumber daya lokal. “NFA berusaha selalu hadir di tengah masyarakat untuk memberikan ketenangan dan memastikan pemenuhan urusan pangan ini. Tidak saja soal ketersediaan, tetapi juga keterjangkauan harga, keragaman, aksesibilitas, kualitas hingga keamanan konsumsinya. Pangan yang dikonsumsi masyarakat harus beragam, bergizi, seimbang, dan aman,” tegas Arief.

NFA mendukung penuh dan siap berperan aktif secara masif menjalankan program-program strategis penurunan stunting untuk memastikan angka penurunan stunting tahun sebesar 14% pada tahun 2024 tercapai sesuai target. “Saat ini NFA bersama stakeholder terkait telah membangun kolaborasi untuk menjalankan program penurunan stunting berupa pendistribusian bantuan pangan beras untuk 2,1 juta rumah tangga penerima manfaat serta komoditas telur dan daging ayam untuk 1,4 juta keluarga risiko stunting di 7 provinsi,” jelasnya.

Dalam mentransformasi sistem pangan di Indonesia, pemerintah tidak hanya fokus pada sektor sosial ekonomi, tetapi juga memastikan kelestarian lingkungan. “Upaya tersebut meliputi penerapan penandaan anggaran perubahan iklim untuk memonitor pembiayaan terhadap mitigasi perubahan iklim, menyelesaikan edisi pertama Indonesia Green Taxonomy tahun 2021 yang mengklasifikasikan kegiatan ekonomi ramah lingkungan secara berkelanjutan serta menerbitkan Perpres 98/2021, yang menetapkan instrumen nilai ekonomi karbon dalam mendukung pencapaian target National Defined Contributions (NDC) Indonesia,’’ tutup Arief.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *