Persiapan Hadapi Nataru, Kepala NFA Dorong Penguatan Stok Pangan di Pasar-Pasar yang dikelola Pemda

Menjelang Natal 2023 dan Tahun Baru 2024 (Nataru), Kepala Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi mendorong pemerintah daerah terutama DKI Jakarta, Jawa Barat, Banten, dan Jawa Tengah untuk lakukan penguatan stok pangan di pasar-pasar.

“Mumpung kita masih ada waktu menjelang Nataru tahun ini, tolong dipastikan distribusi stok pangan dapat selesai tepat waktu. Kalau stoknya punya masa simpan lama yang panjang tidak ada masalah, terus di stok saja. Tapi kalau misalnya cabai yang tidak tahan lama, itu perlu diperhatikan,” ujar Arief dalam High Level Meeting (HLM) Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) yang dilaksanakan di Balai Agung Provinsi DKI Jakarta, pada Rabu (29/11/2023).

“Kalau kita bisa amankan stok dari Pasar Jaya plus Tanah Tinggi plus Cibitung plus Johar, itu kita bisa aman. Ini penting karena jika stok di pulau Jawa aman, secara nasional juga bisa aman. Tentunya ini sebagai upaya kita mengendalikan inflasi dan harga pangan bagi masyarakat,” imbuhnya.

Inflasi nasional di Oktober tercatat 2,56 persen secara tahunan dan mengalami kenaikan dibandingkan September yang berada ada di 2,28 persen. Sementara inflasi untuk Provinsi DKI Jakarta secara tahunan mencapai angka 2,08 persen, namun di bawah rata-rata inflasi nasional. Begitu pula, inflasi untuk Provinsi Banten yang masih di bawah rata-rata inflasi nasional, yakni di angka 2,35 persen. Sementara inflasi Provinsi Jawa Barat berada di angka 2,58 persen. Dari tiga provinsi tersebut, penyumbang inflasi terbesar adalah beras.

“Kita perlu dorong dan dukung produksi beras dalam negeri. Ini karena kalau areal tanam di bawah 1 juta hektar, kita bisa alami defisit. Kebutuhan konsumsi beras nasional tiap bulan perlu sekitar 2,5 juta ton. Untuk itu, mari kita hand in hand dukung Kementerian teknis wujudkan itu,” ungkap Kepala NFA.

“Kalau di Jakarta memang lebih banyak menahan dan menjaga inflasi, namun di daerah lain, perlu juga untuk menjaga harga di tingkat petani, terutama beras. NTPP (Nilai Tukar Petani Tanaman Pangan) saat ini merupakan yang tertinggi, tapi sesuai arahan Bapak Presiden Joko Widodo, di hilir juga harus dikendalikan harga di masyarakat,” sambungnya.

Sebagaimana diketahui, NTPP di Oktober 2023 menurut Badan Pusat Statistik (BPS) mencapai 114,55. Ini mengalami kenaikan sebesar 2,68 persen dibandingkan bulan sebelumnya dan kenaikan sebesar 12,34 persen dibandingkan Oktober tahun sebelumnya.

Arief juga turut menyoroti kondisi cabai yang terjadi belakangan ini. Ia mengapresiasi langkah Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta yang menggalakkan urban farming untuk mengatasi harga cabai yang mulai meninggi di pasar.

“Terkait cabai, tempo hari urban farming yang digagas Bapak Pj (Penjabat) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono, itu keren dan bisa jadi percontohan bagi daerah lain. kita harus hand in hand, termasuk dalam pengelolaan pasar. Ini supaya tidak terjadi disparitas harga yang mencolok antara satu pasar dengan pasar lainnya,” papar Kepala NFA.

“Kita sudah hand in hand di PIBC (Pasar Induk Beras Cipinang) dengan gelontorkan beras SPHP (Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan) dari Perum Bulog. Alhasil, stok di PIBC mulai membaik dan harga beras stabil kembali,” tandasnya.

Kepala NFA juga mendorong pimpinan daerah untuk terus gencarkan Gerakan Pangan Murah (GPM) yang sampai Oktober telah digelar sampai 1.468 titik se-Indonesia. Arief juga mendorong terus dilaksanakan Fasilitasi Distribusi Pangan (FDP) untuk menjaga stok dan harga komoditas pangan.

“GPM menjadi strategi kita bersama Bapak Mendagri (Menteri Dalam Negeri) Tito Karnavian untuk pengendalian inflasi pangan. Lalu ada FDP, jika daerah punya keterbatasan anggaran untuk FDP, NFA siap membantu. Terakhir, mohon didukung Bulog dan ID FOOD dalam penyaluran bantuan pangan ke masyarakat, yang akan terus dilanjutkan sampai tahun depan” pungkas eks Direktur Utama ID FOOD.

Dalam kesempatan yang sama, Penjabat (Pj) Gubernur DKI Jakarta Heru Budi Hartono mencetuskan usulan kegiatan panen cabai dan tinjau pasar bersama. Ia pun meminta GPM dilaksanakan di pabrik-pabrik dan kawasan industri yang ada di DKI Jakarta.

“Kalau boleh, saya usul diadakan panen cabai bersama-sama dengan Pemprov Banten, Jawa Barat, dan Jawa Tengah. Ini supaya gaungnya menyebar. Lalu juga meninjau cek pasar bersama-sama. Nanti Bapak Kepala NFA yang tentukan waktunya. Ke depan GPM perlu juga diadakan di pabrik-pabrik dan kawasan industri,” ucap Heru.

Sementara Pj Gubernur Jawa Barat Bey Machmudin mengatakan GPM dan pasar murah perlu terus dilaksanakan. “GPM dan pasar murah itu sangat baik, karena dapat menunjukkan ke masyarakat bahwa stok bahan pangan itu ada dan cukup,” sebut Bey.

Pj Gubernur Banten Al Muktabar mengamini bahwa DKI Jakarta, Banten, Jawa Barat, dan Jawa Tengah perlu bergerak secara satu padu, terutama terkait penyiapan stok pangan bagi masyarakat. “Kita memang satu kesatuan karena parameternya dekat dan bisa berkontribusi cukup besar di tingkat nasional,” ujarnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *