Pastikan Ketersediaan Pangan di Tiap Daerah Aman, NFA Tekankan Perwujudan Ketahanan Pangan Berbasis Produksi Dalam Negeri

Tantangan di bidang pangan selama 5 tahun terakhir yang menjadi concern Presiden Joko Widodo merupakan hal yang harus ditangani dan diatasi jajaran pemerintah. Kepastian ketersediaan pangan yang merata dan mencukupi di setiap daerah adalah salah satu langkah yang diimplementasikan Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) bersama Perum Bulog.

Untuk itu, Kepala NFA Arief Prasetyo Adi secara rutin memantau langsung kondisi pangan pokok strategis yang dikelola Bulog. Saat Arief meninjau Gudang Bulog Melayu Kota Piring, Tanjungpinang, Kepulauan Riau, pada Rabu (10/7/2024), ia mengarahkan agar Bulog dapat terus menjaga ketersediaan stok beras dalam memenuhi kebutuhan masyarakat setempat.

“Bapak Presiden Joko Widodo telah berulang kali menunjukkan concern-nya terhadap pangan, sehingga tentunya Badan Pangan Nasional bersama Bulog menindaklanjuti dengan terus memastikan ketersediaan stok yang aman di tiap daerah. Ini karena ketersediaan stok itu nomor satu yang harus dipersiapkan dalam strategi ketahanan pangan,” urai Arief.

Stabilitas pangan yang terjaga tidak terlepas kaitannya dengan stabilitas perekonomian di mana Indonesia mampu menjaga pertumbuhan ekonomi 5,11 persen di kuartal tahun ini sekaligus berhasil menjaga inflasi di 2,5 persen pada Juni 2024.

Adapun stok beras yang di Bulog Tanjungpinang sendiri terbilang aman dan mencukupi untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Per 10 Juli, total stok beras ada di angka 985 ton. Dari itu terdiri dari beras medium 953 ton dan beras premium 32 ton.

Untuk harga rerata beras di Tanjungpinang per 10 Juli berdasarkan panel harga pangan NFA, beras medium di harga Rp 14.000 per kilogram (kg). Lalu beras premium di harga rerata Rp 16.000 per kg dan beras program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) di harga rerata Rp 12.750 per kg.

Sementara itu, untuk indeks ketahanan pangan Kota Tanjungpinang pun mengalami progres yang positif. Pada 2022, pada aspek keterjangkauan tercatat di 81,34 poin dan aspek pemanfaatan 69,21 poin. Di 2023 mengalami kenaikan menjadi aspek keterjangkauan 83,83 dan aspek pemanfaatan 72,77. Dengan itu, indeks ketahanan pangan Kota Tanjungpinang berada di angka 77,75.

“Ketahanan pangan harus disokong dari produksi dalam negeri dan itu juga perlu ditopang dari pengembangan pangan lokal yang jadi potensi daerah tersebut. Kita cukup yakin dengan aneka pangan lokal yang dikembangkan masyarakat selama ini dan masih dapat jadi pilihan,” sebut Arief.

“Di Indonesia sendiri, diversifikasi konsumsi masih terus kita dorong dengan berbasis pada pemanfaatan sumber daya pangan lokal. Misalnya untuk pangan sumber karbohidrat selain beras itu ada singkong, sagu, kentang, dan sorgum,” ungkapnya.

Tercatat keragaman sumber daya pangan di Indonesia sangat besar. Indonesia memiliki 77 jenis tanaman pangan sumber karbohidrat, 75 jenis sumber minyak atau lemak, 26 jenis kacang-kacangan, 389 jenis buah-buahan, 228 jenis sayuran, dan 110 jenis rempah dan bumbu. Dengan potensi pangan sebesar itu, NFA bersama stakeholder pangan akan terus menggiatkan pendayagunaan pangan lokal dalam rangka diversifikasi konsumsi masyarakat.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *