Pantau Penyaluran Bantuan Pangan Beras di Gianyar Bali Bersama Presiden Jokowi, Kepala NFA Dukung Penguatan Stok CBP Bersumber dari Produksi Nasional

Presiden Joko Widodo kembali memantau langsung penyaluran bantuan pangan beras bersama Kepala Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi. Setelah beberapa kali meninjau realisasi bantuan pangan beras di wilayah Indonesia bagian barat, kali ini Kepala Negara menyasar ke wilayah Indonesia bagian tengah, tepatnya di Gianyar Bali, pada Selasa (31/10/2023).

“Nanti setelah November ini, Desember kita tambah lagi. Dan juga doakan nanti Januari Februari Maret (2024) juga akan 10 kg, 10 kg, 10 kg. Ini berarti nanti sampai Desember, Bapak Ibu akan diselesaikan (penyaluran bantuan pangan beras),” tutur Presiden Jokowi kepada masyarakat yang hadir.

Presiden pada kesempatan sebelumnya sempat menekankan bahwa stok Cadangan Beras Pemerintah (CBP) harus selalu ada. Untuk itu, ia telah menugaskan Menteri Pertanian untuk mengejar produksi padi secara nasional. Menurut Kepala Negara, dengan melimpahnya pasokan stok beras yang bersumber dari pertanian nasional dapat menjadi penekan utama harga beras di pasar.

Menanggapi itu, Kepala NFA Arief Prasetyo Adi nyatakan dukungannya terhadap upaya peningkatan produksi beras nasional. Pihaknya secara konsisten mendorong Perum Bulog lakukan penguatan stok CBP yang bersumber dari produksi nasional.

“Sesuai arahan Bapak Presiden agar stok CBP diperkuat dari produksi nasional secara berkesinambungan. Untuk itu, kita dukung komitmen sahabat lama saya, Bapak Mentan (Menteri Pertanian) untuk wujudkan swasembada beras,” ujar Arief.

“Kita sepakat bahwa produksi nasional menjadi kunci utama stabilitas pasokan dan harga pangan. Apalagi Bapak Presiden terus menekankan jika produksi padi melimpah, maka harga beras akan menjadi semakin stabil,” tandasnya.

Arief turut menjelaskan penyaluran bantuan pangan beras tahap kedua ini merupakan upaya pemerintah dalam membantu masyarakat berpendapatan rendah dengan pemberian beras 10 kg tiap KPM tiap bulan. Total gelontoran stok CBP yang akan disalurkan sampai November ini mencapai 618.687.480 kg.

“Stok CBP kita di Bulog hari ini masih secured di 1,5 juta ton. Lalu terkait ketersediaan stok CBP dalam penyaluran bantuan pangan beras ini, kita terus siapkan bersama Bulog. Sebagaimana perintah Bapak Presiden, bantuan dalam bentuk beras ini akan dilanjutkan sampai Desember, sehingga dari target alokasi semula 618 ribu ton beras, akan bertambah lagi sekitar 200 ribu ton,” ungkap Kepala NFA.

“Di samping itu, terdapat rencana melanjutkan bantuan pangan beras ini di Januari, Februari, dan Maret tahun depan (2024). Dengan ini kita perlu stok CBP sekitar 600 ribu ton untuk laksanakan itu. Tak lupa pula, ada target carry over stok CBP di akhir tahun nanti, minimal 1 juta ton. Lalu kita juga harus menyiapkan stabilitas pasokan beras untuk Pemilu Februari dan Idulfitri April tahun depan. Dengan kondisi semua itu, penguatan stok CBP menjadi elemen terpenting dan kita harapkan juga dapat ditopang pula dari pasokan beras nasional,” beber Arief.

Untuk diketahui, pada penyaluran bantuan pangan beras tahap kedua, khusus di Provinsi Bali, total CPB dialokasikan mencapai 5.551.590 kg sampai November. Per 29 Oktober, realisasi bantuan pangan beras di Bali telah mencapai 3.645.940 atau 65,67 persen. Sementara realisasi secara nasional telah menyentuh angka 410.855.890 kg atau 66,41 persen.

Selanjutnya pada lokasi penyaluran bantuan pangan beras yang dikunjungi oleh Presiden bersama Kepala NFA hari ini, tepatnya berada di Kecamatan Sukawati Kabupaten Gianyar. Disini tercatat total jumlah KPM ada 958 keluarga. KPM disini terdiri dari warga yang berasal dari 8 desa antara lain Batubulan, Batubulan Kangin, Celuk, Guwang, Singapadu, Singapadu Kaler, Singapadu Tengah, dan Sukawati.

Dalam kegiatan RI-1 hari ini turut hadir membersamai antara lain Menteri Sekretaris Negara Pratikno, Penjabat (Pj) Gubernur Bali S.M Mahendra Jaya, Deputi Bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan NFA I Gusti Ketut Astawa, dan Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso.

Mengenai fluktuasi harga beras di tingkat konsumen, pada Panel Harga Pangan NFA, tampak adanya tren penurunan harga beras medium secara gradual. Ini terjadi sejak awal Oktober yakni pada 1 Oktober tercatat harga rata-rata semua provinsi untuk beras medium berada di angka Rp 13.220 per kg. Selanjutnya data terkini menunjukan harga beras medium pada 30 Oktober mengalami penurunan 20 poin menjadi Rp 13.200 per kg.

Sementara untuk perkembangan harga beras medium di tingkat pasar induk, pantauan harga beras medium (IR-III) di Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC) turut menunjukan adanya depresiasi. Pada 1 Oktober harga berada di angka Rp 11.331 per kg. Ini mengalami penurunan 360 poin pada harga per 30 Oktober yang tercatat di angka Rp 10.971 per kg.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *