Guna memastikan akselerasi produksi beras nasional, Kepala Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) yang juga mengemban tugas sebagai Plt. Menteri Pertanian (Mentan) Arief Prasetyo Adi lakukan pemantauan langsung panen padi. Kali ini ia terjun langsung ke pemanenan padi Kelompok Tani Ngudi Mulya di Sukoharjo pada Selasa (24/10/2023).
“Hari ini kita kembali melihat bersama-sama panen padi. Ini membuktikan produksi beras nasional ada progres yang positif. Sesuai arahan Bapak Presiden Joko Widodo agar produksi nasional terus ditingkatkan, meskipun dalam situasi El Nino. Ini penting untuk menjaga harga beras tidak memberatkan masyarakat,” ucap Arief.
“Kita sepakat bahwa produksi nasional itu menjadi kunci untuk ketersediaan stok dan stabilisasi harga, sehingga bersama-sama terus kita tingkatkan. Tahun depan targetnya 35 juta ton. Memang di akhir tahun seperti sekarang ini, tren penurunan kerap terjadi. Tapi kita harus bersiap untuk panen raya di semester satu mendatang,” sambungnya.
Lebih lanjut, Kepala NFA/Plt. Mentan mengatakan tugas NFA pada saat panen raya adalah memastikan serapan produksi nasional demi penguatan Cadangan Beras Pemerintah (CBP). Ini dilakukan bersama Perum Bulog.
“NFA pastikan Bulog menyerap beras dari sedulur petani sebanyak-banyaknya untuk stok CBP. Sampai hari ini Bulog telah serap produksi nasional sekitar 800 ribu ton. Ini yang kita dorong terus, mumpung masih MT (Masa Tanam) satu. Mulai November Desember kita siapkan semuanya dengan baik, supaya hasil panen rendeng nanti optimal,” beber Arief.
“Upaya lainnya dalam menyokong ekosistem perberasan nasional, mulai hari ini dimulai kucuran beras komersial dari Bulog sebanyak 200 ribu ton ke penggilingan padi. Harga yang dilepas Bulog Rp 12.000 per kg. Kemudian harga di akhirnya maksimal Rp 13.900 per kg,” ungkap Kepala NFA/Plt. Mentan saat diwawancarai media.
Sebagaimana diketahui, sesuai hasil rapat bersama Presiden pada 9 Oktober lalu, stok beras komersial Bulog sebanyak 200 ribu ton disalurkan ke penggilingan dalam skala nasional. Presiden menekankan stok CBP tidak tersimpan di Bulog saja, melainkan segera dilepas ke semua lini.
“Ini bagus bagi kita semua, jadi ada win win solution. Penggiling padi yang hari ini kekurangan Gabah Kering Panen (GKP), bisa beraktivitas kembali dengan rebagging dan Bulog pun bisa mempercepat distribusi beras komersial. Lalu masyarakat juga ada pilihan beras yang bisa diperoleh di pasar. Saya jamin tidak ada kelangkaan beras dan pastikan stok ada. Beras itu tersedia, baik di pasar modern, tradisional maupun pasar induk,” tandasnya.
“Hari ini petani bahagia dengan harga Gabah Kering Panen (GKP). Bahkan Nilai Tukar Petani Pangan (NTPP) mengalami kenaikan indeks sampai hari ini. Tapi tentu kita harus menjaga keseimbangan supaya harga wajar di semua lini,” pungkas Kepala NFA/Plt. Mentan Arief Prasetyo Adi.
Mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa Nilai Tukar Petani Tanaman Pangan (NTPP) pada September 2023 mencapai 111,56. Sebagai komparasi, NTPP pada Mei 2023 berada di 95,70. Artinya telah mengalami eskalasi hingga 15,86 poin dalam kurun waktu 4 bulan.