Jakarta – Kepala Badan Pangan Nasional / NFA (National Food Agency), Arief Prasetyo Adi meninjau wilayah panen jagung yang surplus di Sumbawa, Nusa Tenggara Barat (NTB).
“NTB salah satu produsen pangan terbesar salah satunya Jagung dan panen jagung terus berlimpah, akan tetapi tidak dapat terdistribusi dengan cepat lantaran keterbatasan logistik pangan, oleh karenanya NFA sinergi Kementerian Perhubungan dorong percepatan mobilisasi hasil pangan dengan optimalisasi fungsi pelabuhan sebagai upaya mempercepat arus pergerakan barang terutama bahan pangan.”
Pungkas Arief pada saat meninjau lokasi panen jagung, Sumbawa [25/06/2022]
Sebagai upaya mengorkestrasi tata kelola pangan yang baik, Ia terus mendorong sinergi berbagai stakeholder terkait dalam distribusi pangan antar wilayah sehingga merata dan terjangkau ke semua daerah. Menurutnya, orkestrasi stakeholders sesuai arahan Presiden Joko Widodo pada Sidang Kabinet Paripurna bahwa diperlukan sebuah orkestrasi yang baik antara Kementerian / Lembaga, BUMN, Swasta dan daerah untuk pemenuhan kebutuhan dalam negeri maupun peningkatan produksi pangan untuk potensi ekspor pangan Indonesia.
“NFA bersama Kementerian Perhubungan, Bulog, PT Berdikari member of ID FOOD, PINSAR, PT. Seger Agro Nusantara, serta Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat, Pemerintah Kabupaten Sumbawa, dan Kabupaten Dompu, bergotong royong percepatan logistik pangan.”Jelasnya.
“Hari ini semua stakeholder pangan hadir, artinya waktunya kita sama-sama berkolaborasi. Kita bangun ekosistem pangan. Didukung oleh fasilitas pelabuhan yang baik, tentu akan melancarkan distribusi sehingga produksi petani cepat terserap dengan baik. Produksi jagung di sini luar biasa, sehingga kalau diserap dengan harga baik petani juga akan semangat bertanam.” ujar Arief.
Jika ekosistem pangan ini sudah berjalan, Arief meyakini bahwa produksi pangan yang ada di NTB seperti jagung yang cukup berlimpah akan menjadi sumber pangan bahkan bisa didorong untuk ekspor.
“Kalau stoknya cukup kita bisa simpan untuk sampai panen berikutnya. Sisanya kita dorong ekspor ini adalah waktunya kita bersaing keluar sesuai arahan Bapak Presiden.” ujarnya.
Dalam kesempatan yang sama, Tenaga Ahli Menteri Perhubungan Andre Mulpyana mengungkapkan bahwa pihaknya akan fokus dalam membantu mengurai penyempitan-penyempitan arus keluar (bottleneck) komoditas pangan melalui jalur laut sebagai upaya memperlancar distribusi pangan antarwilayah.
“Di NTB ini kita banyak melakukan studi untuk pembukaan jalur supaya tidak terjadi bottle neck tadi. Selama ada pasar, selama ada sumber, selama ada barangnya kita akan optimalisasikan” ungkap Andre.
Untuk mempercepat aktifitas bongkar muat khususnya komoditas jagung yang menjadi andalan wilayah ini, akan diupayakan percepatan produktivitas pelabuhan Badas Sumbawa dengan menambah jumlah crane operasional dan alat grain pump. Begitupula di Pelabuhan Bima dibutuhkan perluasan fasilitas pelabuhan dan penambahan frekuensi kapal.