NFA Luncurkan Program GENIUS 2024, Sinergi Menuju Generasi Emas 2045

Sumber daya manusia yang sehat, aktif, dan produktif harus dibangun sejak dini melalui pemenuhan pangan yang bergizi dengan menyasar anak usia sekolah. Gerakan Edukasi dan Pemberian Pangan Bergizi untuk Siswa (GENIUS) menjadi salah satu program pemerintah yang mendorong hal tersebut. 

“Ketahanan pangan dan gizi adalah isu strategis nasional. Pentingnya asupan gizi generasi masa depan menjadi perhatian Bapak Presiden. Karena itu, upaya ini bukan sekadar memberikan makanan, tetapi memastikan kualitas dan kuantitas pangan yang dikonsumsi oleh generasi mendatang. Peluncuran program GENIUS tahun 2024 ini merupakan bagian dari upaya strategis untuk mendukung terwujudnya Generasi Emas 2045 yang sehat, kuat, cerdas, ceria, dan produktif,” ujar Kepala Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi saat meluncurkan Program GENIUS pada Selasa (27/8/2024) di Kayu Agung, Ogan Komering Ilir, Sumatera Selatan. 

“Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada seluruh Gubernur, Bupati, dan Walikota serta OPD Pangan yang ada di seluruh Indonesia. Dengan keterlibatan kita semua untuk mendorong peningkatan kualitas sumber daya manusia, melalui berbagai program dan kegiatan yang kita dorong secara kolaboratif bersama seluruh pihak terkait,” ungkap Arief.  

Tidak hanya itu, program GENIUS juga menjadi bagian dari upaya mendukung percepatan penurunan stunting sesuai amanat Presiden Joko Widodo berdasarkan Perpres 72 Tahun 2021 dengan target prevalensi stunting sebesar 14 persen pada akhir tahun 2024. Adapun angka prevalensi stunting turun dari 37,2% pada tahun 2022 menjadi 21,5% di tahun 2023.   

Dalam kesempatan tersebut, Arief juga menegaskan bahwa selain memberikan asupan pangan yang beragam, bergizi seimbang, dan aman, pihaknya juga terus melakukan edukasi stop boros pangan sehingga setiap orang bisa menghargai pangan yang dikonsumsi mengingat angka Food Loss and Waste mencapai 31 persen dan berdampak pada ketahanan pangan, ekonomi, dan lingkungan.  

“Kita juga kampanyekan stop boros pangan. Ini kita terus dorong menjadi gerakan secara masif di seluruh Indonesia. Kami sampaikan ke gubernur dan bupati supaya potensi pangan berlebih yang ada di berbagai tempat seperti retail dan restoran itu dapat dimanfaatkan optimal melalui program donasi pangan yang dikelola secara kolaboratif, ada hub-nya untuk bisa didistribusikan ke kelompok masyarakat yang membutuhkan seperti ke panti asuhan, masyarakat berpenghasilan rendah, dan lainnya,” papar Arief. 

Dalam kesempatan yang sama, Pj. Gubernur Sumatera Selatan Elen Setiadi mengapresiasi program GENIUS yang diluncurkan hari ini sebagai upaya meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia di 2045. 

“Kami senang dan bangga bahwa Sumsel ini satu dari 10 provinsi yang melakukan launching GENIUS di tahun 2024 ini. Tentu kita akan terus lanjutkan. Dan juga dari hulu, dari produksinya kita siapkan, pengolahannya sampai distribusinya. Sehingga kita bisa menjamin anak-anak kita mendapat gizi yang cukup dan dengan itu kita bisa wujudkan  Indonesia Emas 2045,” urainya.  

“Kami di Pemerintah Provinsi juga akan melanjutkan pemberian kudapan sekolah berupa telur ayam setiap minggu. Tadi kami sudah mendistribusikan 4 ribu telur. Insya Allah kita akan tingkatkan terus,” tambahnya.  

Pada tahun 2024, program GENIUS menyasar sekitar 17 ribu siswa di 92 SD yang tersebar di 30 kabupaten/kota di 10 provinsi yaitu Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Lampung, Jawa Barat, Jawa Timur, Sulawesi Selatan, Sulawesi Barat dan Sulawesi Utara.

Deputi Kerawanan Pangan dan Gizi NFA Nyoto Suwignyo mengatakan, pemilihan lokus program ini didasarkan pada data Prevalence of Undernourishment (PoU) dan Peta Ketahanan dan Kerentanan Pangan (FSVA). 

“GENIUS TA. 2024 merupakan komitmen NFA dalam upaya penurunan angka Prevalence of Undernourishment (PoU) pada provinsi pelaksana GENIUS TA. 2023 yang belum mencapai target nasional. Melalui program ini kami dorong pemenuhan kebutuhan pangan dan gizi anak usia sekolah guna mewujudkan generasi Indonesia yang sehat, aktif, dan produktif,’’ ujar Nyoto.

Adapun angka Prevalence of Undernourishment (PoU) mengalami perubahan yang positif di mana PoU turun dari 10,21% pada 2022 menjadi 8,53% pada 2023. “Melalui program Genius yang kita gencarkan di berbagai daerah terutama lokus yang tingkat PoU maupun status daerahnya masih rentan rawan pangan, kita optimis angka PoU kita terus turunkan. Dan pada tahun ini kita targetkan penurunan PoU hingga 5%,” jelas Nyoto. 

Turut hadir dalam acara ini, Penasehat DWP NFA Neila Aisha Arief, Pj Bupati Ogan Komering Ilir Asmar Sanjaya, Deputi Country Director WFP Jaakko Valli, Country Director IFAD Asia Pacific Hani Abdelkader Elsadani, para pakar, perwkailan K/L terkait, Perpadi, Bulog, ID FOOD dan asosiasi pangan, serta bapak dan ibu guru dan wali siswa penerima program GENIUS.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *