NFA dan Ombudsman Dorong Transformasi Bulog Penguatan Tata Kelola Pangan

Cirebon – Bulog sebagai institusi yang mendapat penugasan dari pemerintah dalam hal ketahanan pangan dituntut untuk bertransformasi. Hal ini seiring dengan terbitnya Perpres 66 tahun 2021 tentang Badan Pangan Nasional yang menyatakan kewenangan penugasan tersebut dilakukan oleh Badan Pangan Nasional/NFA (National Food Agency).

Kepala NFA Arief Prasetyo Adi mengatakan Bulog harus menjadi lembaga yang agile dan mampu beradaptasi dengan perubahan dalam upaya memperkuat tata kelola pangan.

“Bulog ini ke depan harus bertransformasi dengan cepat. Bulog memiliki dukungan sumber daya yang kuat. Kita akan seimbangkan antara penyerapan dan penyaluran. Kalau mau transformasi mulainya dari hilirisasi, baik melalui program pemerintah maupun secara komersil,” ujar Arief saat berkunjung ke gudang beras Bulog di Cirebon, Sabtu (23/04/2022)

Dalam kesempatan yang sama, Komisioner Ombudsman Republik Indonesia Yeka Hendra Fatika menegaskan bahwa upaya selanjutnya yang harus dilakukan setelah memperbaiki tata kelola cadangan beras pemerintah adalah membenahi penyaluran oleh Bulog.

“PR berikutnya membenahi penyaluran, reasonnya sederhana, kita ini ada musim panen dan paceklik. Pada musim panen raya petani perlu pertolongan, jadi harus ada yg serap gabah petani.” ungkapnya.

Menurutnya dengan adanya NFA sebagai regulator, peran Bulog sebagai operator juga perlu diperkuat. Untuk itu perlu perencanaan pangan yang tepat baik input dan output yang jelas.

Dia meyakini jika urusan tata kelola beras ini sudah selesai maka komoditas lain juga bisa ditangani sehingga ketahanan pangan akan terjaga.

Sementara itu Direktur Supply Chain Bulog Mokhamad Suyamto menyambut baik dukungan NFA dan Ombudsman RI terkait transofrmasi proses bisnis yang harus dilakukan oleh Bulog.

“Sekarang kita tidak sekadar membeli tanpa memikirkan untuk menjual. Tantangan kita semakin berat, tapi dengan kerja keras dan dukungan NFA dan Ombudsman, saya yakin Bulog lebih maju dan optimal dalam menjalakankan fungsi penugasan” ungkapnya.

Hal pertama yang perlu dilakukan menurutnya adalah menyelesaikan stok lama yang telah ada dan berikutnya memastikan bahwa stok yang baru masuk memiliki kualitas standar, sehingga mudah dalam melakukan penjualan.

“Kita akan galakan KPSH untuk di ritel modern. Artinya kami yakin dengan beras KPSH medium yang bagus kalau kita jual ke ritel modern pasti akan laku. Kita buat kemasan baru khusus ritel dan tidak bebankan ke harga jual. Fungsi stabilisasi harga kita ada di sana” tambahnya.

Pimpinan Cabang Bulog Cirebon Faisal mengatakan bahwa Kapasitas gudang nya sekitar 400 ribu ton di 145 unit gudang, dan saat ini stok terisi 115 ribu ton, yang artinya hanya terisi 30% dari kapasitas gudang.

“Kondisi itu memang tidak optimal karena space nya banyak tetapi stoknya sedikit, ke depan kita berupaya stok yang kita miliki itu kualitas nya lebih baik lagi sehingga harapannya memudahkan penjualan” katanya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *