Jakarta Review, Jakarta – Dalam rangka menjajaki kerjasama contract farming dengan PT Food Station Tjipinang Jaya, Kelompok Tani Nglegok Makmur, Desa Tiron, Madiun, Jawa Timur yang tergabung dalam Koperasi Cahaya Barokah Mandiri mengirimkan 20 ton gabah ke PT Food Station Tjipinang Jaya, 8/10.
Dalam pengiriman tersebut Kelompok Tani yang terbagung dalam Koperasi Cahaya Barokah tersebut kemudian membentuk Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) Tiron.
Kepala Desa Tiron Retno Setiowati mengatakan pengiriman ini masih sebatas rintisan dalam rangka meningkatkan kesejahteraan petani. Ke depan, jumlah salah satu komoditas pertanian yang dikirim ke PT Food Station Tjipinang Jaya diharapkan kian bertambah.
“Yang tadi dikirim adalah hasil panen dari bengkok (tanah kas desa) yang dikelola kepala desa dengan luas lima hektare,” kata Retno usai pengiriman secara simbolis yang dihadiri sejumlah pejabat dari Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendesa PDTT) di areal persawahan Desa Tiron.
Untuk meningkatkan jumlah distribusi ke Jakarta perlu keterlibatan para petani.
Bendahara Kelompok Tani Nglegok Makmur, Desa Tiron, Sudibyo mengatakan bahwa pihaknya terus berupaya memberikan edukasi kepada petani untuk meningkatkan jumlah distribusi beras yang akan dikirim ke Jakarta.
“Dengan kerjasama semacam ini maka petani memperoleh harga jual gabah kering panen lebih tinggi,” ujar Sudibyo.
Sekedar informasi, untuk gabah kering panen varietas pandan wangi yang telah dikirim ke PT Food Station Tjipinang Jaya, dibeli dengan harga Rp 5.200 per kilogram. Padahal, di pasaran pada umumnya hanya Rp 5.000 hingga 5.100 per kilogram.
Sudibyo menambahkan sejak empat bulan terakhir, koperasi itu mendampingi kelompok tani dalam pemasaran gabah ke PT Food Station Tjipinang Jaya. Kerjasama terjalin atas inisiatif Pemdes Tiron untuk meningkatkan hasil pertanian di lahan seluas 250 hektare.
Dari tanah seluas 250 hektar tersebut, lanjut Sudibyo mampu menghasilkan 1.500 ton setiap musim panen yang berlangsung tiga kali dalam setahun. Jumlah itu dinilai sudah melebihi kebutuhan pangan bagi 7.000-an warga setempat.
“Kalau kebutuhan di sini sekitar sepertiganya dari hasil panen,” ujar pria yang juga sebagai pengelola BUMDes Tiron itu.
Direktur Utama PT Food Station Tjipinang Jaya Arief Prasetyo Adi membenarkan adanya pasokan gabah dari Madiun yang dikirimkan oleh Kelompok Tani Nglegok Makmur, Desa Tiron, Madiun, Jawa Timur.
Pengiriman tersebuyt lanjut Arief adalah pengiriman perdana yang dilakukan oleh oleh Kelompok Tani Nglegok Makmur didukung oleh BUMDes Tiron dan Kementerian PDTT. Namun sebelumnya, mereka sudah berulangkali mengirimkan sampel ke PT Food Station.
“Jadi sebelum proses pengiriman perdana ini, mereka sudah berulangkali mengirimkan sampel untuk diuji di laboratorium kami yang ada di Gudang SRG,” ujar Arief.
Menurut Arief pengiriman beras ini adalah hal positif dan langkah maju yang dilakukan oleh Kelompok Tani Nglegok Makmur.
“Pengiriman ini adalah yang perdana dari Jawa Timur, sebelumnya PT Food Station belum pernah mendapatkan pasokan beras dari Jawa Timur, selama ini kami banyak mendapatkan pasokan dari Jawa Tengah, Jawa Barat, Lampung dan Sulawesi Selatan. Dan ini sangat positif karena kami memang selalu mencari sumber pasokan baru dari berbagai daerah,” jelas Arief.
Arief menambahkan melalui pengiriman perdana ini, kini Kelompok Tani Nglegok Makmur sudah bisa disebut sebagai supplier dari PT Food Station.
Terkait harga pembelian, Arief menjelaskan PT Food Station memang selalu membeli diatas HPP yang ditetapkan oleh Pemerintah. Hal ini dilakukan untuk memberikan keuntungan kepada petani dan menghidupkan perekonomian di pedesaan yang selama ini menjadi sentra produksi beras.
“Pesan dari Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, kerjasama yang dijalin dengan berbagai kelompok tani di sentra produksi harus bisa menghidupi perekonomian petani di daerah sentra produksi,”tandas Arief.
Arief berharap kerjasama ini bisa berjalan lancar dan Kelompok Tani Nglegok Makmur bisa mengikuti tahapan-tahapan yang ada, sehingga kedepan bisa terjadi kerjasama lebih lanjut dengan kami, misalnya contract farming dan lain-lain. (win)