Kepala NFA sampaikan motivational speech dalam Wisuda Universitas Atma Jaya Yogyakarta

YOGYAKARTA – Kepala Badan Pangan Nasional/ National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi sampaikan motivational speech dalam acara Wisuda Program Sarjana dan Program Magister Universitas Atma Jaya Yogyakarta pada hari Sabtu (26/11).

Arief mengungkapkan bahwa ada kalanya kondisi dunia kerja tidak sejalan dengan latar pendidikan seseorang. Ia mencontohkan dirinya selaku lulusan S2 Teknik Sipil (Konstruksi) yang berkarir di bidang retail, kini ditunjuk oleh Presiden Jokowi sebagai Kepala Badan Pangan Nasional untuk mengatasi segala persoalan pangan yang ada di Indonesia.

Arief yang juga merupakan alumni Universitas Atma Jaya Yogyakarta tersebut menyebut bahwa setiap orang perlu menjadi pribadi yang agile, yang mampu melihat peluang. Ia juga berpesan agar para wisudawan terus menjaga integritasnya di dunia kerja mendatang, sebab kepercayaan (trust) merupakan salah satu modal utama kesuksesan di dunia kerja.

“Dalam memasuki dunia kerja, saya mengingatkan kita semua untuk menjaga integritas. Trust merupakan hal yang paling mahal dan harus dijaga,” imbaunya.

Lebih lanjut mengutip David D. Schwartz, Arief mengajak wisudawan untuk berpikir optimis, sebab sukses dimulai dari apa yang kita pikirkan dan didukung oleh orang-orang yang ada di sekitar kita. 

Arief menyebut dunia kerja merupakan saat dimana seseorang akan mengamalkan segala ilmu yang telah dipelajarinya, meskipun proses belajar tidak akan pernah selesai. Oleh sebab itu ia berpesan kepada para wisudawan yang telah lulus tempa dalam kawah Universitas Atma Jaya Yogyakarta agar terus memiliki pemikiran terbuka serta cepat belajar termasuk dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan kerja guna menggapai kesuksesan sejati.

“Bicara tentang kesuksesan, ada perbedaan yang besar antara growth, progress, dan success. Kalau kita semakin kaya dari awalnya 50 menjadi 100, 100 menjadi 1.000, itu disebut growth bukan success. Growth apabila ditambah dengan etika (disiplin, kejujuran, dan norma) menjadi progress. Dan progress itu bila ditambah dengan kemanusiaan, moralitas, dan spitlritualitas, itu baru disebut kesuksesan,” tutupnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *