JAKARTA – Pengrajin tahu tempe memiliki peran yang penting dalam ekosistem kedelai nasional. Selain sebagai penggerak ekonomi rakyat, aktivitas produksi yang dilakukan para pengrajin tahu tempe menjadi indikator bagi jumlah kebutuhan kedelai nasional. Hal tersebut tentunya sangat menentukan arah kebijakan stabilitas pasokan dan harga kedelai yang di tetapkan pemerintah.
Pernyataan tersebut disampaikan Kepala Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi saat menghadiri Program Mudik Pengrajin Tempe & Program CSR Tempe Untuk Negeri, di Jakarta Barat, Senin (17/04/2023). Menurutnya, dalam membangun ekosistem kedelai nasional pemerintah memiliki keberpihakan yang kuat terhadap para pengrajin tahu tempe dan petani kedelai lokal. Keberpihakan tersebut dituangkan kedalam kebijakan Cadangan Kedelai Pemerintah (CKP) yang bertujuan untuk menjaga stabilisasi pasokan dan harga kedelai nasional.
“Sebagai salah satu komoditas pangan strategis, kedelai menjadi perhatian pemerintah. Kita mulai dari penataan regulasi dengan diterbitkannya Peraturan Badan Pangan Nasional Nomor 14 tahun 2022 tentang Penyelenggaraan Cadangan Kedelai Pemerintah.” ujarnya.
Arief menambahkan, Perbadan tentang CKP tersebut merupakan peraturan turunan dari Perpres 125 tahun 2022 yang mengatur tentang Penyelenggaraan Cadangan Pangan Pemerintah (CPP). Dalam Perpres tersebut ditetapkan kedelai menjadi salah komoditas pangan strategis yang cadangannya harus dimiliki pemerintah.
“Saat ini kita terus dorong agar kita memiliki cadangan pangan yang kuat. Untuk kedelai, sesuai Perpres 125, Badan Pangan Nasional menugaskan Perum Bulog untuk mengisi cadangan kedelai pemerintah sebagai instrumen stabilisasi pasokan dan harga. Caranya melalui mekanisme pengadaan yang terukur dan sebagai off taker yang menyerap kedelai hasil panen penati lokal dengan harga yang baik,” jelasnya.
NFA juga telah menerbitkan sejumlah regulasi lainnya terkait kedelai, seperti Perbadan Nomor 11 Tahun 2022 yang mengatur Harga Acuan Pembelian/Penjualan (HAP) kedelai serta komoditas pangan strategis lainnya di tingkat produsen dan konsumen, serta Perbadan Nomor 15 Tahun 2022 tentang Stabilisasi Pasokan dan Harga Beras, Jagung, dan Kedelai di Tingkat Konsumen.
“Untuk melindungi teman-teman pengrajin tahu tempe dan petani kita perkuat regulasinya dulu. Saat ini sudah kita siapkan, tujuannya untuk memastikan kebijakan pembenahan tata kelola kedelai nasional berada on the track. Ini sesuai dengan arahan Bapak Presiden RI dalam Rapat Terbatas (Ratas) Peningkatan Produktivitas Kedelai tahun 2022 lalu. Persiden berpesan agar ketersediaan dan stabilitas harga kedelai menjadi prioritas,” terangnya.
Lebih lanjut, Arief mengatakan, upaya lainnya yang dilakukan NFA untuk memperkuat ekosistem kedelai nasional dengan merumuskan neraca komoditas yang didalamnya juga menghitung kebutuhan dan pasokan kedelai selama satu tahun. “Langkah ini untuk mengantispasi dan memastikan pasokan aman sepanjang tahun sehingga para pengrajin tahu tempe mendapatkan suplai yang cukup,” jelasnya.
Berdasarkan prognosa pangan nasional Januari-Desember 2023, produksi kedelai dalam negeri berada di kisaran 355 ribu ton, sedangkan kebutuhan mencapai 2,7 juta ton. Berdasarkan kondisi tersebut, masih dibutuhkan pengadaan kedelai dari luar untuk memenuhi kebutuhan nasional.
“Seperti diketahui, kedelai merupakan salah satu komoditas pangan strategis yang masih membutuhkan dukungan impor untuk memenuhi pasokan dalam negeri. Memprioritaskan produksi dalam negeri itu hal yang utama yang pasti kita lakukan, namun apabila produksi dalam negeri belum mencukupi tugas Badan Pangan Nasional memastikan stok dalam negeri tersedia melalui pengadaan dari luar yang terukur dan sesuai jadwal sehingga tidak mengganggu keberlangsungan usaha para pengrajin tahu tempe,” paparnya.
Adapun berdasarkan Panel Harga Pangan NFA rata-rata nasional harga kedelai di tingkat produsen per 17 April 2023 sebesar Rp 10.910 per kg, sedikit di atas HAP sebesar Rp 10.775 per kg.
Berbicara mengenai dukungan terhadap pengrajin, dalam kesempatan tersebut lebih lanjut Arief menyampaikan, apresiasi kepada PT FKS Multi Agro dan stakeholder terkait yang telah memfasilitasi pengrajin tempe dalam program bantuan mudik untuk para pengrajin tempe di wilayah Semanan, Jakarta Barat.
“Ini juga merupakan salah satu bentuk dukungan dan perhatian terhadap pelaku usaha di bidang kedelai. Dukungan bisa diberikan dalam berbagai bentuk, termasuk bantuan mudik mengingat saat ini momennya pas menjelang Idulfitri, yang pasti hal ini menunjukan bahwa posisi pelaku usaha pengrajin tahu tempe itu sangat penting dan perlu terus kita support,” ungkapnya.
Sementara itu, Country Head FKS Group Yanuar Samron mengatakan, kegiatan mudik bersama ini merupakan bentuk apresiasi bagi para pengrajin tempe yang telah berkontribusi bagi ketersediaan pangan dan gizi masyarakat. Harapannya pelaksanaan mudik ini semakin memperkuat sinergitas antara pengrajin dengan perusahaan.
“Diharapkan kerja sama antar pengrajin dan penyalur kedelai dapat semakin kuat. Kita optimis kedepannya stabilisasi ketersediaan dan harga kedelai semakin terjaga dan semakin baik,” ujarnya.
Total pengrajin tempe yang mengikuti program mudik tersebut sebanyak 214 orang dengan total 4 bus tujuan Pekalongan dan Pemalang. Selain bantuan mudik, Yanuar mengatakan, FKS juga melaksanakan program CSR yang berkolaborasi dengan NFA dan FoodCycle Indonesia dengan memberikan donasi 1.320 tempe kepada panti asuhan dan panti jompo di beberapa wilayah, serta kepada masyarakat di area Pasar Kemis Tangerang Banten.
Ia mengatakan, donasi ini tidak hanya bermanfaat untuk penerima tetapi juga bagi pengrajin tempe, karena pihaknya memesan dan membeli langsung produk yang didonasikan kepada para pengrajin tempe setempat.
Nurhayati, salah seorang pengrajin tempe yang mengikuti program mudik tersebut mengatakan, kegiatan ini sangat membantu dan bermanfaatan bagi pengrajin yang hendak mudik dan berlebaran di kampung halaman. Ia menyampaikan terima kasih kepada para pihak yang telah memfasilitasi terlaksananya kegiatan ini.
Kegiatan tersebut turut dihadiri Ketua Umum Gabungan Koperasi Produsen Tahu Tempe Indonesia (Gakoptindo) Aip Syaifuddin, Direktur PT FKS Multi Agro Tbk Po Indarto Gondo, Ketua Perkumpulan Penyalur Kedelai Nusantara (PPKN) Darmini Lesmana, jajaran management PT FKS Multi Agro, serta para penyalur kedelai dan pengrajin tahu tempe area Semanan Jakarta.