Kepala NFA Apresiasi Kontribusi Sulsel Pasok Kebutuhan Pangan Nasional dan Pengendalian Inflasi Pangan

Makassar – Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) terus mendorong agar seluruh provinsi dan kabupaten/kota menggencarkan Bazar pangan murah dalam rangka pengendalian Inflasi. Berdasarkan catatan BPS, inflasi pada bulan Oktober mengalami kenaikan mencapai 1,17% dibandingkan pada bulan sebelumnya. Kenaikan ini salah satunya disebabkan harga beberapa komoditas pangan pokok mengalami kenaikan sebagai dampak dari  terganggunya rantai distribusi pangan global akibat pandemi, perubahan iklim, dan juga situasi geopolitik global. 

Terkait hal itu, Kepala NFA Arief Prasetyo Adi mengapresiasi Sulawesi Selatan sebagai salah satu lumbung pangan yang berkontribusi terhadap penyediaan pangan nasional dan mengupayakan pengendalian inflasi, 

“Sulawesi Selatan ini salah satu yang spesial, karena produktivitas pangan dan pertaniannya besar dan berkontribusi signifikan terhadap pemenuhan pangan nasional. Kita harapkan dengan adanya gelar pangan murah ini juga mampu menstabilkan harga sehingga inflasi pangan dapat terkendali dengan baik,”  ujar Arief saat dalam acara Gerakan Pangan Murah serentak di Provinsi Sulawesi Selatan, Kamis (20/10/2022). 

Seperti diketahui inflasi Sulsel pada September 2022 mencapai 6,35 persen year on year (yoy). Angka ini lebih tinggi dari nasional 5,95 persen pada periode yang sama. Arief berharap dengan kegiatan gelar pangan murah yang dilaksanakan serentak di seluruh kabupaten/kota di Sulsel dapat menurunkan tingkat inflasi pangan. 

Sementara itu, Gubernur Sulawesi Selatan Andi Sudirman Sulaiman dalam kesempatan tersebut mengatakan untuk mengendalikan inflasi pangan ini, selain melalui berbagai kerja sama pengendalian inflasi seperti bazar pangan murah, kuncinya juga terletak pada bagaimana membangun ketahanan pangan keluarga. 

“Perlu menggerakkan ketahanan pangan keluarga dengan mengupayakan produksi pangan di pekarangan. Kunci inflasi itu 70 persen sebetulnya dari ibu-ibu, karena komoditas yang menyumbang inflasi seperti cabai dan bawang itu bisa diproduksi di rumah tangga sehingga ini bisa berdampak terhadap inflasi kita,” ujarnya.  

Sebelumnya, Presiden Jokowi telah memerintahkan untuk mengoptimalkan Dana Transfer Umum (DTU) sebesar 2% untuk bantuan mobilisasi pangan dari daerah surplus ke daerah defisit. Presiden juga meminta seluruh pihak terkait dari pusat hingga daerah untuk bersama-sama menjaga ketahanan pangan. 

NFA, tambah Arief, telah melakukan beberapa langkah extra effort untuk pengendalian inflasi antara lain fasilitasi daerah menyelenggarakan bazar pangan/operasi pasar dan fasilitasi distribusi dalam upaya pengendalian inflasi pangan di daerah,

Selain itu, pihaknya juga telah menetapkan Harga Acuan Pembelian/Penjualan (HAP) beberapa komoditas pangan seperti jagung, ayam dan telur ayam, monitoring ketersediaan pasokan dan harga pangan, operasi pasar melibatkan stakeholders, penguatan infrastruktur hulu-hilir, dan percepatan koordinasi dan fasilitasi teknologi penyimpanan pangan untuk pengendalian inflasi daerah.

“Pelaksanaan extra effort tersebut tentunya tidak bisa dilakukan sendiri oleh NFA, diperlukan kolaborasi dan kerja sama yang erat dengan seluruh stakeholder terkait. Bapak Presiden mengarahkan agar menyeimbangkan tingkat inflasi dan pertumbuhan ekonomi. Tidak boleh terlalu jauh. pertumbuhan ekonomi harus lebih tinggi daripada laju inflasi,” tambahnya. 

Dalam laporannya, Kepala Dinas Ketahanan Pangan Provinsi Sulawesi Selatan Kemal Redindo Syahrul Putra mengatakan, bazar pangan murah Sulsel dilaksanakan selama enam hari dari tanggal 20 sampai 25 Oktober 2022. Pelaksanaan bazar pangan murah ini serentak dilakukan di 6 zona di seluruh kabupaten/kota se-Sulsel sebagai rangkaian Hari Jadi Sulsel ke 353. Berbagai komoditas pangan dijual dengan harga yang cukup terjangkau di bawah harga pasar.

Turut hadir dalam kegiatan tersebut Dirjen Perkebunan Kementan Andi Nur Alamsyah, Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sulsel Causa Iman Karana, Direktur Suplai Chain Perum Bulog Mokhamad Suyamto, Pimwil Bulog Sulsel Bachtiar dan stakeholder lainnya. 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *