JAKARTA – Pemerintah terus medorong peningkatan serapan gabah/beras Perum BULOG pada panen raya di Semester Pertama tahun ini. Salah satu langkah strategis yang dilakukan adalah memperkuat kerja sama pasokan gabah/beras antara BULOG dengan pelaku usaha penggilingan padi.
Hal tersebut disampaikan Kepala Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi, usai menghadiri rapat bersama Menteri Koordinator Bidang Perekonomian membahas Kondisi Perberasan Nasional di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Senin, (20/3/2023). “Hari ini bersama Menko Perekonomian, Asosiasi dan Pelaku Usaha Penggilingan, serta Kementerian dan Lembaga terkait, kita mengupdate kondisi perberasan nasional. Kita minta penggiling padi supaya bisa segera membantu mengisi stoknya BULOG,” ujarnya.
Dalam pertemuan tersebut, Arief mengatakan, sejumlah penggilingan padi skala kecil, sedang, dan besar telah sepakat untuk memasok gabah/beras ke BULOG dengan spesifikasi yang berlaku. “Dalam waktu dekat kita akan isi 60.000 ton dari 25 penggiling padi untuk membantu stok BULOG sampai dengan sebelum Lebaran. Kita masih punya penggilingan padi ada sekitar 160.000 yang tersebar di setiap Kabupaten/kota. Penggilingan padi lainnya akan terus kita dorong agar bisa turut serta memasok gabah dan berasnya ke BULOG,” jelasnya.
Adapun 25 penggilingan padi yang sampai saat ini telah sepakat untuk memasok gabah/berasnya ke BULOG, yaitu PT Belitang Panen Raya sebanyak 1.000 ton, PT Buyung Putra Pangan Sumsel 5.000 ton, PP Putra Mandiri Lampung 3.000 ton, PT Autum Agro Industri Lampung 2.500 ton, PT Wilmar Padi Indonesia 5.000 ton, PB Padi Jaya 2.000 ton, CV Affi Jaya Abadi 5.000 ton, CV Lumbung Padi 2.000 ton, PB Multi Niaga 500 ton, CV Sandi Jaya Indramayu 2.500 ton, UD Hasil Bumi Tegal 4.000 ton, UD HP Putra Semarang 1.000 ton, UD Wiwid Putra Surakarta 1.000 ton, UD Barokah Sleman 1.000 ton, UD Sri Rahayu 1.000 ton, PT Daya Tani Sembada Ngawi 3.000 ton, PT Surya Pangan Semesta Kediri 5.000 ton, PT Abdi Langgeng Gemilang 2.500 ton, UD Gista Jaya 5.000 ton, UD Maju Mapan 5.000 ton, PT Sinar Makmur Komoditas 500 ton, PT Ratu Makmur Abadi 500 ton, CV Samudra 500 ton, PB Rahma 35 1.000 ton, dan UD Garuda 500 ton.
“Jumlah pasokan masing-masing penggilingan merupakan hasil kesepakatan dari pertemuan yang digelar NFA bersama Perkumpulan Penggilingan Padi dan Pengusaha Beras Indonesia (Perpadi) serta perwakilan penggilingan pada 17 Maret lalu dan berdasarkan pertemuan bersama Kemenko Perekonomian hari ini. Dalam kesempatan tersebut kita dengarkan semua masukan dan aspirasi dari rekan-rekan penggilingan,” ungkapnya.
Ia mengakui, upaya BULOG meningkatkan serapan tidak bisa dilepaskan dari dukungan dan kontribusi penggilingan padi yang tersebar di seluruh Indonesia. Di sisi lain, peran serta BULOG menggandeng penggilingan juga turut mendukung keberlangsungan usaha para penggilingan padi tersebut, utamanya penggilingan padi skala kecil.
“Untuk itu, ini harus terus kita kawal agar para penggilingan padi dapat menyalurkan berasnya ke BULOG sesuai dengan kesepakatan, sehingga masing-masing pihak bisa mendapatkan manfaat dari kerjasama ini,” imbuhnya.
Arief menuturkan, agar pelaksanaan di lapangan berjalan sesuai dengan komitmen yang disepakati, NFA bersama Kemenko Perekonomian juga menggandeng Kementerian/Lembaga terkait termasuk unsur Kepolisian melalui Satgas Pangan Polri dan unsur TNI AD untuk sama-sama mengawasi dan mengawal proses serap gabah BULOG. “Dukungan semua pihak sangat berarti, kita meminta pengawasan dan keterlibatan aktif dari Kementerian dan Lembaga terkait termasuk Satgas Pangan dan TNI AD, mengingat pelaksanaan serap gabah dan beras ini menyangkut ketersediaan cadangan beras kita ke depan,” ujarnya.
Lebih lanjut, Arief menambahkan, kerja sama pasokan beras ini disiapkan agar target serapan gabah/beras BULOG tahun ini terpenuhi, sehingga dapat membatu peningkatan Cadangan Beras Pemerintah (CBP). “Langkah ini sesuai dengan arahan Bapak Presiden agar pada Panen Raya ini BULOG bisa melakuan penyerapan dengan sebanyak-banyaknya. Tahun ini BULOG mendapatkan penugasan dari NFA untuk mengelola CBP sebanyak 2,4 juta ton beras dengan stok akhir tahun ditargetkan sebesar 1,2 juta ton,” jelasnya.
Di sisi lain, Arief menghimbau, selain melalui kerja sama dengan penggilingan padi, upaya meningkatkan CBP BULOG juga harus diiringi kolaborasi Kementerian/Lembaga dan seluruh stakeholder beras nasional dalam peningkatan produktivitas beras, baik melalui ekstensifikasi maupun intensifikasi agar kapasitas produksi penggilingan padi dapat dimanfaatkan secara optimal.
“Saat ini kapasitas giling padi nasional sudah cukup baik, tentunya hal ini bagus bagi perberasan Indonesia. Namun harus sama-sama kita jaga supaya produksi di hulu juga meningkat agar tidak terjadi rebutan gabah dan beras, sehingga mengerek harga terlalu tinggi yang dampaknya dapat mematikan penggilingan padi kecil,” paparnya.
Berdasarkan data BPS pada tahun 2020, terdapat 169.789 unit penggilingan padi di Indonesia dengan 1.056 unit atau 0,62% penggilingan padi skala besar berkapasitas giling lebih dari 3 ton/jam. Sedangkan penggilingan padi skala menengah dengan kapasitas giling 1,5-3 ton/jam terdapat sebanyak 7.332 unit atau 4,32%, dan penggilingan padi skala kecil dengan kapasitas giling kurang dari 1,5 ton/jam terdapat sebanyak 161.401 unit atau 95,06%.
Turut hadir dalam pertemuan tersebut perwakilan Kementerian Keuangan, Kementerian Pertanian, Kementerian Perdagangan, Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Sekretaris Kabinet, Badan Pusat Statistik, TNI Angkatan Darat, Satgas Pangan Polri, Direktur Utama Perum BULOG, Ketua Umum Perpadi, serta perwakilan Mitra Penggilingan Padi.