Hadiri Indo Livestock 2024, Kepala NFA Perkuat Integrasi Horizontal Ekosistem Pangan Nasional Ramah Lingkungan

Kepala Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi ajak stakeholders pangan perkuat sinergi ekosistem pangan nasional yang mandiri dan berdaulat dengan penuh integritas.

Hal ini disampaikan Arief selaku keynote speaker seminar Revolusi Pangan dengan tema “Membangun Sistem Integrasi Horizontal Industri Pangan Bangsa” dalam Indo Livestock Expo and Forum yang diselenggarakan oleh Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI) bersama Institut Pertanian Bogor (IPB) di JCC Senayan pada Kamis (18/7/2024). 

“Tentunya yang harus kita dorong bersama-sama adalah ketahanan pangan yang berdasarkan kemandirian pangan dan kedaulatan pangan dengan penuh integritas untuk mewujudkan cita-cita Indonesia Emas 2045,” ujar Arief. 

Perwujudan ketahanan pangan nasional yang mandiri dan berdaulat dibangun di atas ekosistem pangan yang berkelanjutan untuk mendorong perlindungan terhadap petani, peternak, dan nelayan guna meningkatkan daya saingnya, menjaga stabilitas pasokan dan harga pangan, serta memastikan pemerataannya baik dari segi infrastruktur maupun pemenuhannya. Melalui ekosistem yang ramah lingkungan ini pula, cemaran jejak karbon atau carbon footprints hilirisasi pangan akan dapat dikurangi sedikit demi sedikit. 

Untuk itu, Arief mengajak seluruh pelaku usaha pangan untuk bersinergi dalam integrasi horizontal ekosistem pangan nasional demi kepentingan bersama, sehingga dapat memberikan manfaat yang sebesar-besarnya guna mewujudkan Indonesia Emas 2045 dengan tetap memperhatikan kelestarian alam dan lingkungan.

Kebijakan pangan ditetapkan sesuai visi Presiden Joko Widodo untuk menjaga harga yang wajar di tingkat produsen, pedagang, dan konsumen antara lain melalui penetapan Harga Pembelian Pemerintah (HPP), Harga Eceran Tertinggi (HET), dan Harga Acuan Pembelian dan Penjualan (HAP), sehingga Nilai Tukar Petani (NTP) dapat terus dijaga di atas angka 100.

Selanjutnya, penguatan infrastruktur berbasis rantai dingin seperti cold storage, reefer container, heat pump dryer, dan air blast freezer terus dibangun di berbagai wilayah bersama pemerintah daerah untuk menunjang perpanjangan masa simpan produk (shelf life) dan pemerataan distribusi antarwilayah. Upaya ini dilakukan untuk menjaga stabilitas pasokan yang akan berdampak pada stabilnya harga pangan baik di tingkat produsen maupun konsumen. 

“Jadi pada saat semua panen harga jatuh, itu kita beli dengan harga yang baik sesuai dengan HAP, disimpan. Dua bulan lagi harganya akan kembali, dan kita bisa menjaga harga ayam, cabai, dan bawang agar tidak melambung tinggi,” ungkap Arief. 

Sementara itu pengelolaan Cadangan Pangan Pemerintah (CPP) sebagaimana diamanatkan Perpres 125 Tahun 2022 dioptimalkan untuk melakukan berbagai intervensi baik upaya stabilisasi pasokan dan harga pangan, kondisi kedaruratan bencana, hingga penyaluran bantuan pangan bagi masyarakat rentan untuk mengurangi tingkat kemiskinan. Adapun bantuan pangan telur ayam, daging ayam ras, maupun susu disalurkan kepada masyarakat untuk mengurangi tingkat prevalensi stunting, termasuk untuk mendukung program pemberian makan bergizi bagi anak sekolah. 

Di sisi lain, penyusunan Neraca Komoditas Pangan dan penguatan Satu Data Pangan digunakan untuk memitigasi gejolak pasokan dan harga pangan. Kondisi pangan yang stabil akan berkontribusi positif terhadap upaya pengendalian inflasi, sehingga sangat penting bagi seluruh Kepala Daerah untuk memahami peran Cadangan Pangan Pemerintah Daerah (CPPD) serta upaya-upaya pengendalian inflasi komponen bergejolak (volatile food) yang disebabkan oleh pangan. 

Pada kesempatan ini Arief juga mendorong sinergitas ABGCM (academics, bussines, government, community, and media) sebagai kunci integrasi untuk mewujudkan kesejahteraan bersama. Menurutnya untuk mewujudkan ketahanan pangan yang berkelanjutan diperlukan integritas penuh yang diikuti dengan upaya pelestarian dengan alam dan lingkungan. 

“Karena kita ini deal dengan makhluk hidup, deal kita itu dengan pangan, peternakan juga makhluk hidup, maka harus ada rasa dalam kita mengelola pangan yang ada hari ini,” ujar Arief.

Selaras dengan Kepala NFA, Imam Besar Masjid Istiqlal Prof. K.H. Nasaruddin Umar yang juga hadir dalam kesempatan tersebut berpesan kepada seluruh pelaku usaha pangan untuk terus menjaga alam. “Dulu ketika manusia bersahabat dengan alam, maka alam pun membuka diri untuk memenuhi kebutuhan manusia. Sekarang kalau kita coba menaklukan alam, maka alam bisa menutup diri, bahkan mempermainkan kita manusia,” jelasnya. 

Seminar turut dihadiri Ketua AIPI Prof. Daniel Murdiyarso, Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) IPB Prof. Muladno, Anggota Ombudsman Yeka Hendra Fatika, serta berbagai asosiasi antara lain Pinsar, PPN, KPUN, GOPAN, GPMT, dan lain sebagainya. 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *