Genjot SPHP dan Pastikan Ketepatan Pendistribusian Beras, NFA bersama Bulog Cek Bongkar Beras di Gudang Food Station

JAKARTA – Tekan lonjakan harga beras, Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) bersama Perum Bulog pastikan kedatangan dan ketersediaan beras untuk stabilisasi pasokan dan harga pangan (SPHP) langsung di gudang PT Food Station Tjipinang Jaya (FS), Jumat, (3/2/2023), di Jakarta. Dalam kunjungan kerja tersebut Kepala NFA Arief Prasetyo Adi mengatakan, langkah ini sebagai upaya untuk membanjiri seluruh pasar dengan beras Bulog. 

“Hari Senin lalu Saya bersama Mendag dan Dirut Bulog dipanggil Presiden, perintah Presiden agar mengisi seluruh pasar dengan Beras Bulog. Hari ini dibuktikan begitu bongkar kontainer kita langsung arahkan beras masuk ke Pasar Induk Beras Cipinang (PIBC) lewat FS sebagai mitra dan operator Bulog dalam kegiatan SPHP beras,” ujarnya.

Menurut Arief, masuknya beras Bulog langsung ke gudang FS memangkas jalur distribusi. “Jadi dari port langsung ke FS, langsung ke gudang sini. Kita harap bongkar dan distribusi lebih cepat sehingga beras dapat langsung didistribusikan ke PIBC. Langkah ini diharapkan meningkatkan kuantitas SPHP di PIBC, dengan demikian dapat menekan harga beras di tingkat konsumen secara bertahap,” ujarnya.

Selain itu, langkah ini juga merupakan bentuk dukungan stabilisasi beras di DKI Jakarta sebagai barometer nasional. “Beberapa hari sebelumnya setelah perintah stabilisasi massif dari Presiden, paralel Pj Gubernur DKI Jakarta meminta Badan Pangan Nasional dan Bulog membantu pasokan beras DKI Jakarta melalui FS, BUMD DKI Jakarta di bidang pangan. Kita bersama lalu berinisiatif mempercepat beras masuk dari Tanjung Priok langsung ke Gudang FS di PIBC,” paparnya.

Saat ini, FS memiliki stok beras di gudang sebanyak 14 ribu ton, secara bertahap stok beras FS akan terus ditingkatkan untuk menjaga pasokan ke PIBC sesuai kebutuhan per hari sebanyak 30 ribu ton. “Kita tingkatkan secara bertahap stok di FS, saat ini yang sedang dibongkar 10 ribu ton. Beras yang datang ini kualitas premium, sudah kita uji kadar airnya 13,5 persen, artinya ini beras yang sangat bagus, namun nanti tetap kita salurkan dengan harga beras medium sesuai Harga Eceran Tertinggi (HET),” ujarnya.

Arief mengatakan, sesuai arahan Presiden untuk mempercepat operasi pasar secara masif se-Indonesia, NFA juga telah menugaskan Bulog menggelontorkan beras yang masuk ke pasar-pasar di seluruh wilayah di Indonesia. Bulog sendiri sejak awal telah merencanakan kedatangan 500 ribu ton beras dari luar tidak di satu titik, tetapi tersebar di beberapa pelabuhan supaya mempercepat bongkar dan distribusi. 

“Salah satunya di wilayah Jawa Timur. Paralel untuk wilayah Jatim sudah dikoordinasikan dengan Gubernur Jatim dan Bulog Wilayah Jatim untuk mulai SPHP massif hari ini. Bulog sendiri sudah siap gelontorkan 49 ribu Ton. Operasi pasar ini terus kita lakukan sebagai bridging menunggu panen raya pada akhir bulan Februari, Maret, dan April,” paparnya.

Menurut Arief, saat ini stok beras yang ada di Bulog sebanyak 370 ribu ton dan akan bertambah 200 ribu ton dalam Februari ini. Artinya sampai 1-2 bulan kedepan ini stok beras di Bulog harus distribusikan dan dihabiskan, karena panen raya akan berlangsung pada akhir bulan Februari, Maret, dan April. 

“Setelah ini dihabiskan, siap-siap perencanaan untuk off take. Proses berikutnya adalah melakukan serapan, sehingga produksi dari petani di panen raya ini bisa memiliki harga yang baik. Biasanya saat panen raya itu, yang lebih dulu akan diisi adalah rumah tangga petani dan penggilingan padi. Bulog menjadi standby buyer agar harganya baik,” ujarnya.

Arief mengatakan, untuk penyerapan Bulog mendapatkan penugasan menyerap sebanyak 2,4 juta ton di tahun 2023. Sebanyak 70 persen dari 2,4 juta akan dipenuhi di semester 1 saat panen raya, sedangkan 30 persennya dipenuhi di semester 2. “Dari 2,4 juta ton tersebut, 1,2 juta ton untuk stabilisasi, sehingga ditargetkan di akhir tahun stok Bulog sekitar 1 juta ton,” terangnya.

Sementara itu, Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso mengatakan, akan mendorong peningkatan stok beras di gudang FS sebanyak mungkin guna mendukung gerakan SPHP beras di PIBC. “Kita sepakat di bawah kendali NFA men-supply sebanyak mungkin untuk kepentingan FS, kita udh siapkan 10 ribu ton bongkaran hari ini kita masukan di FS sesuai kemampuan FS dan kebutuhan,” ujarnya.

Ia menegaskan, beras premium yang baru datang ini harganya sama dengan beras medium. Pihaknya meminta agar Satgas Pangan bersama rekan-rekan media turut mengawasi pendistribusiannya dan meminta agar melaporkan apabila terindikasi ada tindakan pengoplosan. “Saya sampaikan ke Satgas Pangan untuk mengawasi, termasuk teman-teman wartawan. Supaya tujuan kita bahwa beras ini cukup dan tidak ada lagi yang mahal karena sebentar lagi kita panen raya,” ujarnya.

Terkait rencana penyerapan, ia mengatakan, akan melakukan penyerapan sesuai penugasan NFA sebanyak 2,4 juta ton. Melalui target tersebut diharapkan stok Cadangan beras Pemerintah (CBP) pada tahun 2023 mencukupi, sehingga tidak ada lagi importasi beras. 

“Saya komitmen 2,4 juta ton ini kita serap dari produksi dalam negeri. Jadi produksi petani akan diambil Bulog,” ujarnya.

Direktur Utama FS Pamrihadi Wiraryo mengatakan, terus melakukan kolaborasi bersama para pedagang di PIBC dalam pelaksanaan operasi pasar. “Kita terus berkolaborasi dengan pedagang PIBC, mereka akan menjual dengan harga maksimum Rp 8.900 per kg, per kemarin sudah ada yang menjual Rp 8.800 karena tahu beras dari Bulog akan masuk banyak dan harus terdistribusi kepada masyarakat,” ujarnya.

Menurut Pamrihadi, dalam rangka menjaga kesesuaian harga, ratusan pedagang di PIBC sudah membuat surat pernyataan tidak boleh menjual beras SPHP di atas Rp 8.900 per kg.

Ia menjelaskan, berdasarkan data informasi Pangan Jakarta (IPJ) maupun website FS, pada seminggu yang lalu beras medium berada di angka Rp 10.375 per kg, ia menambahkan, setiap hari terjadi penurunan Rp 25 per kg. “Hari ini terjadi penurunan sehingga harganya sudah Rp 10.225 per kg, target kita dalam beberapa minggu kedepan harga beras medium akan kembali ke harga normal di bawah Rp 9 ribuan per kg.

Lebih lanjut menurutnya, pedagang-pedagang yang membeli dari PIBC adalah pedagang beras turunan yang ada di 153 pasar di DKI Jakarta, di mana mereka berkewajiban untuk menjual dengan harga Rp 9.300 per kg. “Artinya masih di bawah HET RP 9.450 per kg. sehingga manakala beras itu masih diperjual belikan di pasar yang lebih kecil lagi, harapannya maksimal Rp 9.450,” paparnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *