Cegah Food Waste, NFA Gencarkan Gerakan Selamatkan Pangan untuk Ketahanan Pangan dan Gizi

Sebagai wujud komitmen dan kehadiran pemerintah dalam upaya pencegahan Food Waste, Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) telah menginisiasi langkah nyata Gerakan Selamatkan Pangan di 38 Provinsi dan 514 Kabupaten/Kota secara intensif sejak tahun 2022 dalam upaya pencegahan dan pengurangan pangan berlebih yang berpotensi food waste.

“Kolaborasi adalah kunci utama menyelesaikan masalah pangan dan gizi yang memerlukan komitmen semua elemen masyarakat, berangkat dari hal itu NFA semakin menderaskan pelaksanaan Gerakan Selamatkan Pangan pada tahun ini dengan bersinergi bersama Kementerian/Lembaga terkait, Organisasi Perangkat Daerah (OPD) lintas sektor yang tentunya melibatkan BUMN dan BUMD Pangan, Satgas Pangan, swasta, asosiasi, civitas akademika, serta para ahli.” ungkap Kepala NFA Arief Prasetyo Adi pada Webinar Guru Besar Universitas Indonesia, Rabu (29/11). 

Arief memaparkan menurut Food Security and Vulnerability Atlas (FSVA), pada tahun 2022 terdapat 14% wilayah rentan rawan pangan dengan indeks ketahanan pangan yang rendah. Sedangkan berdasarkan hasil penyusunan FSVA tahun 2023, jumlah tersebut telah mengalami penurunan menjadi 13%.

Wilayah dengan indeks ketahanan pangan rendah yang sebelumnya mencapai 74 kabupaten/kota, pada tahun 2023 turun menjadi 68 kabupaten/kota. Sebanyak 440 kabupaten/kota pada tahun 2022 relatif mempunyai ketahanan pangan yang baik dan pada tahun ini terus mengalami peningkatan mencapai 446 kabupaten/kota.

“Hal ini tentunya menjadi perhatian kita bersama agar dapat terus mengelola dan menurunkan Food Loss and Waste (FLW) sehingga seluruh masyarakat Indonesia bisa mendapatkan akses pangan layak yang merata. Sebab hal ini juga menjadi perhatian Bapak Presiden Joko Widodo yang mengarahkan kita semua agar serius dan benar-benar secara detil dan satu persatu menyelesaikan berbagai tantangan di sektor pangan.” tegasnya.

Sebagaimana Arief telah sampaikan juga pada Leadership Dialog dalam forum United Nations Food System Summit (UNFSS)_2 Stocktaking movement di Roma, Italia pada Juli 2023, NFA mengedepankan tiga langkah dalam menjaga ketahanan pangan dengan menekankan pentingnya mencegah dan mengurangi FLW, yaitu dengan Better Nutrition, Better Behavior, dan Better Collaboration menuju Zero Waste to End Hunger, sesuai target SDGs yaitu Zero Hunger pada tahun 2030.

“Fokus utama tentu untuk memaksimalkan pemanfaatannya sebagai pangan. Prioritas pertama mengarah pada upaya mencegah, NFA mengajak masyarakat untuk menerapkan Stop Boros Pangan serta Belanja Bijak yang dapat mengurangi food loss and waste, menjaga stabilitas harga pangan, serta menumbuhkan toleransi kepada masyarakat yang lebih membutuhkan.” jelas Arief.

Lebih lanjut ia memaparkan sebagai prioritas kedua adalah dengan mendonasikan pangan berlebih. NFA dalam hal ini berkolaborasi bersama para donatur pangan dan pegiat Selamatkan Pangan di 12 provinsi berbasis perkotaan yang rentan pangan berlebih yaitu Provinsi Sumatera Utara, Sumatera Selatan, Lampung, Banten, Jabar, Jateng, DIY, Jatim, Bali, Sulawesi Selatan, Sulawesi Utara, serta Kalimantan Timur, untuk menyalurkan pangan layak makan kepada masyarakat yang lebih membutuhkan. Adapun pada kawasan Jabodetabek telah difasilitasi dengan penyediaan mobil logistik serta food truck. Kedepannya fasilitas tersebut ditargetkan juga dapat merambah kabupaten/kota lainnya.

Gerakan Selamatkan Pangan diharapkan Arief dapat terus mengurangi timbunan FLW di Indonesia. Berdasarkan data dari Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), food loss dan waste mencapai 23-48 juta ton pada tahun 2000-2019, setara dengan 115-184 kg/kapita/tahun atau berkisar 36.6 Milyar USD. Angka ini setara dengan 5% dari PDB Indonesia. 

“Semoga upaya kita dalam pencegahan food waste tidak berhenti di atas meja saja, tapi ditindaklanjuti dengan aksi nyata. Khususnya dalam menyusun rancangan kebijakan penyelamatan pangan yang mengarah pada penguatan ketahanan pangan dan gizi dalam mendukung upaya menuju Pangan Kuat, Indonesia Berdaulat.” pungkasnya.

Dosen psikologi Universitas Indonesia Ratna Juwita  ditemui pada kesempatan yang sama juga menyampaikan hal senada. Menurutnya, peran pemerintah yang bersinergi dengan stakeholder terkait sangat penting dalam upaya menekan Food Loss dan Waste. 

“FLW memang sulit dihilangkan, tetapi dapat diminimalisir dengan menanamkan nilai-nilai pada masyarakat. Kebijakan dari otoritas serta penyediaan fasilitas juga sangat membantu dalam upaya menekan FLW pada masyarakat kita.” ujarnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *