Integritas menjadi nilai yang sangat penting bagi dan harus terinternalisasi dalam setiap sikap dan perilaku. Hal tersebut ditegaskan Kepala Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi saat menjadi narasumber di Universitas Atma Jaya Yogyakarta (UAJY), pada Minggu (10/12/2023).
Arief yang juga merupakan alumni UAJY angkatan 1992 tersebut berpesan kepada para mahasiswa dan segenap hadirin bahwa setiap indivitu harus bisa menjadi pribadi yang profesional, agile, cermat, dan memiliki karakter berupa integritas yang kuat.
“Saya selalu sampaikan di berbagai kesempatan bahwa integritas itu nomor satu. Yang namanya integritas itu ditaruh di nomor pertama, malah kalau bisa di nomor nol. Ini karena negara bisa rusak kalau integritas kita rusak,” ujar Arief di hadapan segenap civitas akademika UAJY.
Ia mengungkapkan bahwa para alumni Atma Jaya tersebar di berbagai bidang kehidupan dan senantiasa berkontribusi untuk membangun negeri. Dengan mengusung profesionalisme dan integritas merupakan ciri khas dari UAJY.
“Tantangan di dunia perkuliahan itu merupakan pembelajaran yang tentunya berpengaruh terhadap bagaimana kita di dunia kerja nantinya. Ternyata yang dipakai itu adalah pola pikir atau konsepnya dan kita harus mengerti apa yang menjadi individual goals kita. Yang lebih keren lagi, corporate goals,” ujarrnya.
“Buat adik-adik yang masih kuliah, tidak boleh putus semangat. Disini adalah tempat yang paling cocok untuk menempa. Alhamdulillah alumni Atma Jaya bisa menjadi kepercayaan pada institusinya masing-masing. Ini karena ada ciri khas dari alumni Atma jaya, yang jelas tidak mau maling. Atma Jaya itu karakternya begitu, mereka kerja profesional dan sudah terbiasa dalam tekanan,” beber Arief.
Arief juga mengingatkan adanya tuntutan perubahan di era disruption seperti saat ini. Pengembangan diri dengan menyesuaikan pada perubahan yang positif menjadi salah satu kunci keberhasilan.
“Ini human capital, bukan cost, tetapi ini adalah aset yang harus dikelola, yang harus terus-menerus ditingkatkan untuk menghadapi perubahan. Hari ini siapa yang tidak mau berubah di era disruption seperti hari ini, mereka semua akan hilang dengan sendiri,” ungkap Arief.
“Begitu juga dengan Perum Bulog sebagai suatu korporasi, pada saatnya nanti tidak akan ada manual seperti sekarang ini, semua dikerjakan robot. Pada saat AI (Artificial Intelligence) lebih pintar daripada manusia, itu menjadi tantangan yang harus kita hadapi,” tandasnya.
Arief juga menyampaikan, saat ini sektor pangan yang digelutinya menghadapi berbagai tantangan. Karena itu ia menekankan pentingnya sinergitas yang terbangun dengan semua stakeholder terkait.
“Salah satu fokus penting dari Bapak Presiden Joko Widodo adalah sektor pangan. Karena itu, saya bersama jajaran Badan Pangan Nasional terus melakukan berbagai upaya untuk memastikan stabilitas pangan terjaga. Tentunya kami tidak bisa melakukan hal itu sendiri, maka sinergi dan kolaborasi menjadi kata kunci yang sangat penting,” pungkasnya.