Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) mendukung pemanfaatan pangan lokal sebagai bagian dari upaya memperkuat ketahanan pangan berbasis kemandirian pangan. Kepala NFA Arief Prasetyo Adi mengatakan, institusi yang dipimpinnya merupakan sebuah lembaga pemerintah yang tidak hanya berfokus pada aspek ketersediaan dan stabilitas pangan,
“Jadi Badan Pangan Nasional ini juga memiliki tugas dan fungsi yang berkaitan dengan bagaimana mendorong konsumsi pangan berbasis kearifan lokal. Indonesia ini dianugerahi beragam sumber pangan yang tentunya jika kita bersama-sama manfaatkan dapat mencegah negeri ini dari ancaman krisis pangan global,” ungkap Arief dalam keterangannya pada Jumat (17/5/2024) di Jakarta.
Untuk itu, NFA mendorong terbangunnya sinergi dan kolaborasi dengan berbagai pihak, kementerian dan lembaga, pemerintah daerah, komunitas petani, serta sektor swasta, untuk mendorong produksi, distribusi, dan konsumsi pangan lokal yang beragam dan bernilai gizi tinggi.
Semangat untuk menggaungkan pangan lokal nampak dalam ‘Lomba Memasak Menu Pangan Lokal’ pada Selasa (14/5/2024) di Taman Balekembang, Solo, Jawa Tengah. Dalam event yang digelar dalam rangka Peringatan Hari Kesatuan Gerak (HKG) Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) dan Jambore Nasional Kader PKK ke-52 tersebut, berbagai menu olahan berbasis bahan pangan lokal seperti sagu, jagung, dan talas diperlombakan oleh para peserta yang merupakan anggota PKK dari 37 provinsi dengan menampilkan menu dan kreasi masakan berbahan pangan lokal daerah masing-masing dengan sangat apik, menarik, bergizi dan kreatif.
Penasihat Dharma Wanita Persatuan (DWP) NFA Neila Aisha Arief yang menjadi salah satu juri lomba tersebut mengapresiasi upaya penganekaragaman konsumsi berbasis pangan lokal. “Dengan lomba memasak menu pangan lokal hari ini, menjadi format yang baik untuk sosialisasi pangan Beragam, Bergizi Seimbang dan Aman (B2SA) dan ibu-ibu PKK peserta lomba semuanya luar biasa. Saya ingin mengucapkan terima kasih kepada Ketua Umum Tim Penggerak (TP) PKK Pusat dan kader PKK di seluruh Indonesia,” ujar Neila.
Menurutnya, pentingnya pemanfaatan pangan lokal dibalut dengan semangat mewujudkan pola pangan B2SA diharapkan sangat penting untuk membangun sumber daya manusia yang sehat, aktif, dan produktif, termasuk di dalamnya untuk mencegah stunting.
“Antusias para peserta sangat luar biasa. Mereka sudah sangat paham dengan konsep B2SA dan menu pangan berbasis bahan pangan lokal. Ini sangat membanggakan. Semoga menu-menu yang disajikan para peserta hari ini dapat menginspirasi ibu-ibu di seluruh Indonesia dalam menyajikan menu B2SA yang berbasis bahan pangan lokal untuk keluarganya,” tambahnya.
Direktur Penganekaragaman Konsumsi Pangan NFA Rinna Syawal mengatakan, upaya sosialisasi B2SA terus digencarkan oleh NFA bersama stakeholder terkait melalui berbagai program yang menjangkau berbagai lapisan masyarakat. Ia menyebut, pada tahun 2024 NFA melaksanakan program B2SA Goes to School (BGtS) di 385 sekolah yang tersebar di 34 provinsi. Selain itu, terdapat program Desa B2SA yang di dalamnya terdiri dari 3 pilar komponen ketahanan pangan yakni Teras Pangan, Gerai Pangan, dan Rumah Pangan. Pada tahun 2024, program ini menyasar 175 desa di 33 provinsi di seluruh Indonesia.
Tidak hanya sampai di situ, NFA dalam mengakselerasi konsep pangan B2SA yang berbasis pada potensi pangan lokal juga memberikan fasilitasi sarana dan prasarana pengolahan produk pangan lokal kepada Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di daerah agar memiliki nilai tambah dan daya saing yang lebih kuat. Fasilitasi ini dialokasikan di 34 lokasi yang terbagi di 10 lokasi di pusat dan 24 lokasi di daerah melalui mekanisme dekonsentrasi.