SURABAYA – Ketersediaan dan stabilitas pangan daerah yang kuat akan berkontribusi signifikan bagi terwujudnya ketahanan pangan nasional yang tangguh. Hal tersebut disampaikan Kepala Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi, saat menghadiri Peringatan Hari Pangan Sedunia (HPS) Provinsi Jawa Timur, Rabu, (19/10/2022), di Surabaya.
Dalam kesempatan tersebut, Arief mengapresiasi pencapaian Jawa Timur sebagai salah satu lumbung pangan Nasional. Menurutnya, Jawa Timur merupakan contoh konkrit provinsi yang berhasil mengembangkan potensi pangan yang ada di daerahnya.
“Banyak komoditas pangan strategis yang berada di bawah koordinasi Badan Pangan Nasional tersedia dan berhasil di produksi dengan baik di Jawa Timur. Seperti, gula, telur, beras, daging ayam, daging ruminansia, jagung, serta berbagai pangan lokal,” ujarnya.
Komoditas beras misalnya, ujar Arief, berdasarkan kebutuhan beras nasional sebanyak 30 juta ton per tahun, sepertiganya dipenuhi dari Jawa Timur. Begitu juga telur, Kabupaten Blitar memasok 30 persen kebutuhan telur nasional.
“Penghargaan setinggi-tingginya bagi teman-teman petani dan peternak yang ada di Jatim. Karena surplus produksi pangan yang ada di Jatim ini bisa melimpah ke daerah-daerah konsumsi lainnya sampai ke 16 provinsi,” ungkapnya di tengah acara yang mengangkat tema “Optimis Jatim Bangkit Wujudkan Kedaulatan Pangan” tersebut.
Kedepannya, Arief mengatakan, untuk semakin memperkuat penyerapan dan distribusi hasil produksi, NFA siap meningkatkan kolaborasi dengan Pemprov Jatim dan seluruh pemerintah Kabupaten/Kota di wilayah Jawa Timur guna membangun konektivitas antara Jawa Timur dengan daerah lainnya yang mengalami defisit pangan.
“Surplus pangan Jawa Timur adalah aset bagi ketahanan pangan nasional. Apabila daerah lain bisa melakukan hal yang sama tentunya kita semakin optimis Indonesia tidak akan mengalami krisis pangan. Tapi kita harus waspada dan gak boleh sembrono. Kemudian kita jaga terus-menerus produksi yang ada di Jatim,” ujarnya.
Lebih lanjut, Arief mengatakan, pihaknya telah berbicara dengan Gubernur Jawa Timur mengenai langkah-langkah pengembangan dan penguatan pangan ke depan, termasuk bagaimana menjaga kesetimbangan harga antara hulu dan hilir. “Di hulu petani peternak harus untung, di hilir harus seimbang antara inflasi dan pertumbuhan ekonomi. Itu yang harus kita pastikan agar ekosistem pangan tumbuh dengan baik,” paparnya.
NFA juga siap mendukung upaya Provinsi Jawa Timur melakukan pengentasan stunting dengan target menurunkan angka stunting dari 24 persen menjadi 14 persen di tahun 2024. “Dengan pengelolaan pangan yang baik, saya rasa ini bukan hal yang tidak mungkin dicapai,” ujar Arief.
Menurut Arief, kerja sama pusat dan daerah dalam menjaga ketahanan pangan tersebut sejalan dengan arahan Presiden RI Joko Widodo yang meminta agar seluruh stakeholder pangan bahu-membahu memperkuat kolaborasi guna mengurangi potensi krisis pangan di Indonesia.
Sementara, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa pada kesempatan yang sama mengatakan, berdasarkan tema HPS tahun ini yaitu Leave No One Behind; better production, better nutrition, better environment, for a better life maka penting bagi semua stakeholder pangan untuk memastikan tidak ada satu orang pun yang ditinggalkan atau merasa kekurangan dalam hal pemenuhan pangan.
Ia menjelaskan, untuk mewujudkan Better Production seluruh pemerintah Kabupaten/Kota di Jawa Timur harus memastikan produksi pangan di daerahnya tetap terjaga. Dari aspek Better Nutrition, penting untuk memastikan pangan yang diproduksi bisa berkontribusi bagi penurunan angka stunting. Dari sisi Better Environment yang dikedepankan adalah upaya mewujudkan keseimbangan dengan menjaga lahan-lahan pertanian produktif tidak beralih fungsi menjadi industri. Serta yang terakhir, yaitu Better Life, dicapai dengan membangun komitmen bersama menjaga Jawa Timur tetap leading sebagai supplier bagi kebutuhan pangan di daerah lain.
Ia juga menyampaikan, agar sektor perbankan dapat mendukung ketahanan pangan dengan menyediakan KUR bagi petani dan peternak yang bersifat grass periode atau kelonggaran dari masa produksi sampai panen.
Dalam kesempatan tersebut juga dilakukan penyerahan penghargaan bagi Kabupaten/Kota di Jawa Timur yang berkontribusi besar bagi penguatan sektor pangan. Adapun Hari Pangan Sedunia diperingati setiap tanggal 16 Oktober.