Adanya tren peningkatan produksi beras dalam negeri, utamanya di Agustus dan September sebagaimana Kerangka Sampel Area (KSA) yang disusun Badan Pusat Statistik (BPS) memberikan kepastian stok beras yang cukup untuk kebutuhan konsumsi bulanan.
Terhadap proyeksi BPS tersebut, Kepala Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi mengungkapkan apresiasinya kepada Kementerian Pertanian (Kementan). Ia sebut hal ini membuktikan hasil positif dari program-program peningkatan produksi yang telah digeber Kementan selama ini.
“Patut kita apresiasi teman-teman Kementan karena proyeksi KSA BPS yang terbaru memperlihatkan produksi beras di Agustus dan September mulai meningkat dan ada surplus terhadap kebutuhan konsumsi bulanan,” ucap Arief dalam keterangannya di Jakarta, Selasa (23/7/2024).
Adapun dalam KSA BPS amatan Juni 2024 yang dipublikasikan per 22 Juli, menyebutkan proyeksi jumlah produksi beras di Agustus dapat mencapai 2,66 juta ton dan di September semakin naik jadi 2,96 juta ton. Dari ini telah menunjukkan adanya tren eskalasi produksi karena pada proyeksi produksi beras di Juni masih berada di angka 2,06 juta ton dan di Juli 2,18 juta ton.
“Kita ketahui, berbagai program peningkatan produksi yang dilakukan Bapak Mentan sangat intensif dan luas. Ini juga demi mengatasi kemungkinan adanya ancaman kekeringan seperti yang pernah diingatkan Bapak Presiden Joko Widodo. Dengan ini, kita yakin kebutuhan konsumsi beras akan tercukupi,” kata Arief.
Sebagaimana diketahui, Kementan di tahun 2024 telah menggiatkan percepatan kegiatan optimasi lahan rawa, pompanisasi, dan tumpang sisip padi gogo. Ini merupakan salah satu bentuk respon cepat pemerintah terhadap ancaman darurat pangan dan antisipasi penurunan produksi tersebab dinamika global dan potensi kekeringan.
“Setelah produksi beras mulai meningkat, kita pastikan gairah petani untuk menanam juga terus meningkat. Satu faktor yang cukup penting adalah kebijakan penetapan Harga Pembelian Pemerintah (HPP). Kita bersyukur dengan penetapan HPP yang efektif mampu menjaga Nilai Tukar Petani (NTP) dan semangat petani nandur kembali menyala terus,” imbuhnya.
Adapun NTP subsektor tanaman pangan (NTPP) terus dijaga pemerintah berada lebih dari 100. Menurut BPS, NTPP tertinggi dalam 18 bulan terakhir tercatat di Februari 2024 yang berada di 120,30 poin. Di Juni 2024, indeks harga yang diterima petani tanaman pangan, khususnya kelompok padi, mengalami pencapaian signifikan yaitu di 130,74 poin.
“Kami di Badan Pangan Nasional akan memastikan stok Cadangan Pangan Pemerintah selalu terisi dan ditabung, terutama beras. Kami pastikan Bulog akan terus menyerap beras dari petani dalam negeri dan di sisi lain juga terus mengguyur intervensi ke pasar dan masyarakat supaya kestabilan pangan senantiasa terjaga,” tambah Arief.
Adapun posisi jumlah stok beras yang dikelola Perum Bulog masih secured sebanyak 1,5 juta ton. Di samping itu, ada pula stok beras di Pasar Induk Beras Cipinang sebanyak 46,9 ribu ton dan yang disimpan sebagai Cadangan Pangan Pemerintah Daerah (CPPD) sebanyak 7,3 ribu ton.