TPID DKI Jakarta menggelar kunjungan ke sejumlah pasar di Jakarta. Kunjungan yang dilakukan 5 Juni lalu digelar untuk melihat langsung kondisi harga dan stok ketersediaan bahan pangan di Jakarta.
Beberapa pekan terakhir harga bawang merah dan gula pasir di sejumlah pasar tradisional di Jakarta mengalami kenaikan yang cukup berarti. Tak ingin kondisi tersebut terus berlangsung, Tim Pengendaian Inflasi Daerah (TPID) DKI Jakarta bergerak cepat melakukan peninjauan lapangan pada Jum’at 5 Juni lalu.
Adapun beberapa unsur yang bergabung dalam kunjungan tersebut antara lain Kantor Perwkilan BI DKI Jakarta, Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian DKI Jakarta, Biro Perekonomian DKI Jakarta, Bulog Divre Jakarta dan Banten, Dinas Perdagangan dan Koperasi dan UKM DKI Jakarta, PT Food Station Tjipinang Jaya dan Perumda Pasar Jaya.
Kunjungan dilakukan ketiga titik yakni Supermarket Tip Top Rawamangun, UPB Pasar Kramat Jati dan Pasar Induk Kramat Jati. Diketiga tempat tersebut TPID melakukan pengecakan langsung ketersediaan pasokan dan harga sejumlah bahan pokok strategis, terutama gula pasir dan bawang putih yang harganya cenderung melonjak.
“Selama ini kami hanya menerima data mengenai harga dari berbagai pihak. melalui kunjungan ini kami ingin melakukan pengecekan langsung mengenai kondisi pasokan dan harga sejumlah bahan pokok strategis, terutama bawang merah dan gula pasir yang harganya melonjak kemudian berdasarkan temuan di lapangan mencari solusi untuk mengatasi lonjakan harga tersebut,” ujar Kepala Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan dan Pertanian DKI Jakarta Darjamuni.
Selain itu kunjungan ini juga merupakan tindak lanjut dari rapat mingguan TPID yang rutin digelar setiap Kamis.
“Setiap kamis, TPID DKI rutin menggelar rapat membahas situasi perkembangan harga dan pasokan sejumlah komoditas pangan strategis,” jelas Darjamuni.
Beberapa pekan terakhir kami melihat harga gula pasir di sejumlah pasar tradisional berada diatas Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah melalui Kementerian Perdagangan.
“harga gula di beberapa pasar tradisional berada di kisaran Rp15.000 sd Rp17.500 per kilonya, padahal HET yang ditetapkan Kemendag Rp12.500 per kilogramnya. Ini berbeda dengan temuan di modern market yang tetap menjual dengan HET,” jelas Darjamuni.
Sementara itu untuk bawang merah harganya juga melonjak di kisaran Rp60.000 sd Rp70.000 per kilogram tergantung asal produksinya. Padahal dalam kondisi normal harga bawang merah berada di kisaran Rp30.000 per kilogramnya.
“bawang merah ukuran besar harganya bisa mencapai Rp70.000 per kilogram, sementara yang ukuran kecil harganya antara Rp40.000 sd Rp50.000 per kilogram tergantung daerah asal. Kalau dari Brebes harganya lebih mahal dibandingkan dengan daerah lain,”tutur Darjamuni.
Berdasarkan temuan di lapangan, kami meyakini harga bawang merah akan mulai turun ke kondisi normal dalam beberapa pekan kedepan. Pasalnya dalam waktu dekat Perumda Pasar Jaya bersama pedagang besar bawang merah di Pasar Induk Kramat Jati akan melakukan pembelian bawang merah langsung ke sentra produksi di Brebes, Jawa Tengah. Dan terkait rencana ini, Badan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian akan memberikan angkutan untuk menekan harga bawang merah tersebut.
Untuk gula pasir sejatinya stok yang ada di PT Food Station dan Bulog Divre Jakarta-Banten dalam kondisi aman dan mencukupi. Apalagi Juli mendatang beberapa penggilingan tebu juga akan melakukan penggilingan. Namun kelihatannya dalam waktu dekat tetap akan digelar operasi pasar untuk menekan harga di pasar.