Pembangunan ekosistem pangan terintegrasi dari hulu ke hilir harus memiliki nilai tambah sehingga petani peternak akan lebih bergairah untuk berproduksi karena ada jaminan pasar dan kestabilan harga. Hal tersebut disampaikan Kepala Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi saat menghadiri acara pelepasan pengiriman pakan ternak berbahan baku sorgum ke Jawa Timur, di Gunung Sindur, Bogor, pada Selasa (1/8/2023).
Arief mengatakan, upaya memperkuat ekosistem pangan nasional harus dibarengi dengan langkah penguatan BUMN pangan sebagai standby buyer atau offtaker hasil produksi petani dan peternak. Keberadaan BUMN pangan yang kuat dan gesit dalam penyerapan dan pendistribusian dapat memperkuat stabilitas harga pangan di tingkat produsen dan konsumen.
Untuk mengimplementasikan hal itu, dalam kesempatan tersebut juga dilakukan penandatanganan Perjanjian Kerja Sama Tripartit antara Badan Pangan Nasional dengan PT. Sang Hyang Seri (SHS) member of ID FOOD dan PT Sorgum Agrosolusi Indonesia mengenai sinergitas pengembangan teknologi agribisnis sorgum melalui demonstrasi plot dalam rangka peningkatan ketersediaan pangan.
Arief menyampaikan NFA bersama stakeholder akan terus mendorong dalam upaya memasyarakatkan sorgum sebagai pangan maupun pakan. “Hal paling mendasar adalah bagaimana masyarakat bisa menerima dan terbiasa mengonsumsi sorgum. Setelah sorgum bisa menjadi sumber pangan yang konsisten di konsumsi, selanjutnya produksi dan pasokannya harus dijaga, tingkat volume produksinya,” tegasnya.
Dengan adanya perjanjian kerja sama ini menjadi aksi nyata NFA bersama stakeholder dalam meningkatkan produksi dan hilirisasi tanaman sorgum dan mengembangkan tanaman pengganti gandum untuk menjaga ketahanan pangan nasional. Hal ini sejalan dengan arahan Presiden Jokowi yang meminta agar dipersiapkan substitusi pangan dan pakan serta diversifikasi dari produk tersebut.