Siapkan Antisipasi Dampak El Nino, Badan Pangan Nasional Lakukan Penguatan Stok Pangan dan Stabilisasi Harga

JAKARTA – Pemerintah melakukan memfokuskan penguatan stok pangan dan stabilisasi harga sebagai salah satu langkah strategis dalam mengantisipasi dampak El Nino. Hal tersebut disampaikan Kepala Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi seusai menghadiri Rapat Terbatas bersama sejumlah Menteri Kabinet Indonesia Maju yang dipimpin Presiden Joko Widodo, pada Selasa (18/07/2023) di Istana Negara, Jakarta.   

“Sesuai arahan dari Bapak Presiden dalam rapat antisipasi dampak El Nino hari ini bersama dengan Menteri dan Kepala Lembaga terkait, NFA diminta untuk menyiapkan dan menghitung secara cermat stok pangan nasional kita. Ini penting  dilakukan agar ketersediaan dan stabilitas pangan tetap terjaga dan mengantisipasi dampak kekeringan ekstrem akibat El Nino yang menurut BMKG diperkirakan pada Agustus September ini,” jelas Arief. 

Arief mengatakan penyiapan stok pangan nasional dilakukan dengan menguatkan posisi Cadangan Pangan Pemerintah yang dapat dimanfaatkan untuk stabilisasi pangan. 

“Dengan ditetapkannya Perpres 125/2022, PMK 153/2022, serta PMK 34/2023 BUMN Pangan bersama Badan Pangan Nasional saat ini tengah berprogres dalam penguatan Cadangan Pangan Pemerintah baik melalui Subsidi Bunga Pinjaman serta Pemberian Penjaminan Pemerintah. Stok level masing-masing komoditas pangan yang menjadi kewenangan NFA dalam Perpres tersebut ditargetkan bisa 5-10% dari kebutuhan atau market share nasional, sehingga dapat memberikan dampak signifikan dalam stabilisasi pasokan dan harga pangan,” ungkapnya. 

Arief mengungkapkan dengan kondisi stok beras yang ada di Perum Bulog saat ini yang mencapai 735 ribu ton, pihaknya terus mendorong pemenuhan Cadangan Beras Pemerintah (CBP) dari produksi dalam negeri. Hal ini sejalan dengan arahan Presiden Joko Widodo yang meminta Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo untuk menyiapkan lahan 500 ribu hektar, sehingga nantinya dapat memasok stok beras ke Bulog sesuai target dari NFA mencapai 2,4 juta ton beras hingga akhir tahun 2023. 

“Penguatan stok pangan ini kita terus percepat, dengan menaikkan stok Bulog dari 735 ribu ton menjadi 1,2 juta ton sesegera mungkin, paralel dengan upaya peningkatan produksi padi sehingga dampak El Nino terhadap ketahanan pangan dapat kita minimalisir sekecil mungkin,” ujarnya. 

Lebih lanjut Arief menjelaskan, guna menjaga daya beli masyarakat dan mengendalikan inflasi pangan, pemerintah akan melanjutkan penyaluran bantuan pangan beras tahap kedua. “Selanjutnya berkaitan dengan penyaluran bantuan pangan beras tahap kedua kepada 21,353 juta KPM, Presiden telah menyetujui untuk dilanjutkan di Oktober sampai Desember tahun ini,” ujar Arief. 

Sebagai informasi, bantuan pangan beras tahap pertama selama tiga bulan dari April-Juni telah rampung dilaksanakan oleh Perum Bulog untuk 21,353 juta KPM di 38 provinsi dengan total bantuan mencapai 640 ribu ton beras. 

Selain bantuan pangan, Gerakan Pangan Murah (GPM) sebagai instrumen stabilisasi pasokan dan harga pangan juga terus digencarkan. Kolaborasi bersama dengan stakeholder terkait menjadi kunci dalam upaya pengendalian inflasi di tengah ancaman El Nino. Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian mendukung upaya kolaborasi bersama NFA dengan menggencarkan GPM di seluruh kabupaten/kota dan mendorong pemerintah daerah menggunakan Biaya Tidak Terduga/BTT untuk stabilisasi pangan dan kegiatan lain yang diperlukan. 

“Hari ini juga bersamaan kita mulai, NFA berkolaborasi dengan berbagai pihak antara lain BUMN pangan, BUMD Pangan, Charoen Pokphan, dan Japfa menggelar Gerakan Pangan Murah Daging Ayam secara serentak dengan harga Rp 33.000-Rp 36.000/kg pada lebih dari 4.000 lokasi di wilayah Jabodetabek,” pungkas Arief. 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *