BANDUNG – Provinsi Jawa Barat (Jabar) memiliki potensi pangan yang besar dan beragam, bahkan dikenal sebagai lumbung beras nasional. Jumlah produksi beras Jabar pada 2021 sekitar 5,2 juta ton, menjadi salah satu provinsi sentra beras terbesar. Selain beras, Jawa Barat juga merupakan penghasil bawang merah, cabai besar, palawija serta aneka buah-buahan. Potensi pangan yang tinggi ini harus di dukung fasilitas logistik pangan dengan teknologi yang baik agar memberikan dampak signifikan terhadap ketahanan pangan dan gizi masyarakat, serta peningakatan kesejahteraan petani, peternak, dan nelayan setempat.
Hal tersebut disampaikan Kepala Badan Pangan Nasional/National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi saat menghadiri Gelar Pangan Murah (GPM) dan Peringatan Hari Pangan Sedunia (HPS) Tahun 2022, Selasa, (08/11/2022), di Bandung. Acara yang mengangkat tema “Bersama Wujudkan Pangan Kuat Indonesia Berdaulat” ini dimeriahkan berbagai acara dan kampanye seputar ketahanan pangan serta dihadiri Wakil Gubernur Jabar Uu Ruzhanul Ulum, Plt. Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jabar Bambang Pramono, perwakilan Kodam III/Siliwangi, Perwakilan Walikota Bandung, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jabar, serta kepala daerah Kabupaten/Kota di Jawa Barat yang terhubung secara daring.
Menurut Arief, agar memberikan dampak besar khususnya bagi penguatan gizi dan pertumbuhan ekonomi, maka dukungan sarana dan prasarana pangan dengan teknologi yang baik sangat diperlukan di sentra-sentra produksi pangan di Jabar. “Seperti kita ketahui, Jawa Barat merupakan salah satu lumbung pangan penting bagi Indonesia. Potensi tersebut perlu didukung oleh sarana-prasarana dengan teknologi yang memadai agar komoditas yang diproduksi dapat memberikan nilai tambah bagi pertumbuhan ekonomi dan gizi masyarakat, juga bagi stabilitas dan ketahanan pangan,” ujarnya.
Arief mengatakan, NFA siap mendukung penguatan potensi pangan di Jabar melalui alokasi sarana dan prasarana logistik pangan yang bermanfaat untuk memperpanjang masa simpan produk, seperti melalui penyediaan reefer countainer, air blast freezer, cold storage, dan heat pump dryer di sentra-sentra produksi pangan. “Sarana-prasarana logistik pangan ini secara umum bertujuan untuk mengamankan rantai dingin pangan agar stok terjaga. Kita sudah alokasikan 6 fasilitas untuk wilayah Kabupaten Cianjur, Kabupaten Bandung, dan Kabupaten Ciamis. Salah satunya kita serahterimakan secara simbolis pada momentum peringatan Hari Pangan Sedunia di Jawa Barat ini,” jelasnya.
Dalam pengalokasian kali ini, NFA akan menyalurkan 2 unit reefer countainer dan 2 unit air blast freezer, di mana masing-masing 1 unit untuk kabupaten Ciamis dan Cianjur. Selain itu, juga mengalokasikan 1 unit cold storage dan 1 unit heat pump dryer untuk Kabupaten Bandung. Fasilitas tersebut kemudian akan dikelola oleh Koperasi, BUMN, BUMD, atau Kelompok Tani, sehingga pemanfaatan dan perawatannya dapat lebih terjamin.
Pengalokasian sarana dan prasarana logistik pangan tersebut, tambah Arief, merupakan bagian dari strategi NFA dalam menagement stok dan stabilisasi harga pangan strategis. Selain itu, langkah ini juga merupakan bagian dari extra effort pengendalian inflasi pangan.
Lebih lanjut, Arief juga menyampaikan apresiasi dan penghargaan untuk pemerintah Provinsi Jabar yang telah berhasil menjaga stabilitas stok dan harga pangan di wilayahnya. Ia juga berterima kasih atas kontribusi Jabar dalam memenuhi kebutuhan pangan di daerah defisit, sehingga turut berperan menurunkan inflasi pangan nasional. “Salah satu aksi konkrit yang telah dilakukan adalah kolaborasi Pemprov Jabar bersama NFA, Kemenhub, dan Kemendag melakukan pengiriman 200 ton beras dari Jabar ke Aceh melalui Tol Laut dari pelabuhan Patimban. Pada hari ini juga kita akan lakukan pengiriman beras dari Jabar ke Sumatera, ” ucapnya.
Langkah kolaboratif melakukan mobilisasi pangan ke daerah defisit yang dilakukan Pemprov Jabar bersama NFA dan Kementerian terkait ini sejalan dengan arahan Presiden RI Joko Widodo yang menekankan agar seluruh stakeholder pangan berkolaborasi membangun konektivitas melakukan mobilisasi pangan dari daerah surplus ke daerah defisit dalam rangka menjaga ketersediaan dan stabilitas pangan nasional.
Sementara itu, Wakil Gubernur Jabar Uu Ruzhanul Ulum mengatakan, pemerintah Provinsi Jabar menyambut baik dukungan yang diberikan NFA untuk menjaga ketahanan pangan di Jabar, salah satunya melalui alokasi sarana dan prasarana pangan untuk menjaga stok pangan. Menurutnya, hal ini bentuk kolaborasi yang baik antara pusat dan daerah mengingat Pemprov tidak bisa sendiri dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat diantaranya melalui ketahanan pangan masyarakat yang baik.
Menurutnya, ketahanan pangan adalah pokok dari pemerintahan, mengingat kekurangan pangan bisa berdampak pada krisis multi dimensi. “Untuk itu, kami mendukung berbagai langkah kebijakan pemerintah pusat dalam menjaga dan memperkuat ketahanan pangan nasional, salah satunya dengan membentuk lembaga khusus di bidang pangan seperti Badan Pangan Nasional. Maka, kita mendukung penuh NFA dapat menjalankan tugasnya dengan sebaik-baiknya,” ungkapnya.
Menurut Uu, peringatan HPS di Jabar merupakan salah satu bentuk komitmen pemerintah menjaga semangat ketahanan pangan. “Terima kasih atas dukungan NFA sehingga kegiatan yang bermanfaat ini dapat terlaksana,” ucapnya.
Berbagai rangkaian acara juga turut di gelar pada peringatan HPS 2022 tersebut, diantaranya penandatanganan nota kesepahaman antara NFA dengan Bank BJB tentang Sinergitas Peningkatan di Bidang Pangan dengan Pemanfaatan Produk dan Jasa Layanan Perbankan, Pencapaian Rekor MURI Gelar Pangan Murah Serentak di Lokasi Terbanyak (40 titik lokasi), Demo Masak Menu Pangan Lokal, Makan Benar (MABAR) B2SA, dan Talk Show dengan tema “Mengenal Gastronomi Seni Kuliner dan Budaya Jawa Barat”, “Mencegah Generasi Anak Bebas Stunting”, “Stop Food Loss and Waste, and Be a Food Hero”.