Bandung – Menyambut peringatan Sumpah Pemuda ke-94 tahun 2022 Kepala Badan Pangan Nasional/ National Food Agency (NFA) Arief Prasetyo Adi hadiri seminar nasional Ngobrol Pintar Lingkungan dan Ketahanan Pangan di Universitas Sangga Buana Bandung pada Kamis (27/10). Seminar tersebut diselenggarakan atas kerja sama NFA, Yayasan Indonesia Emas, Kodam III Siliwangi, Yayasan Pendidikan Keuangan dan Perbankan (YPKP) Universitas Sangga Buana, dan Asosiasi Pedagang Pasar Indonesia (Asparindo).
Dalam sambutannya di depan mahasiswa, Arief menjelaskan tugas dan fungsi NFA, situasi dan kondisi ketahanan pangan nasional, serta kebijakan dan strategi pemerintah yang dilaksanakan NFA. Arief menyebut bahwa ditengah situasi krisis pangan yang melanda dunia, ketahanan pangan Indonesia masih terbilang cukup baik. Ia mengatakan stok pangan cukup hingga akhir tahun, dan Indonesia memiliki beraneka ragam bahan pangan berbasis sumber daya lokal yang bisa dimanfaatkan untuk pemenuhan kebutuhan karbohidrat, protein, vitamin, lemak, hingga mineral untuk masyarakat.
“Kalau mengenai krisis pangan, insya Allah kita jauh dari itu karena kita masih memiliki akses terhadap sumber pangan yang melimpah. Sementara terkait kenaikan harga, itu hanyalah dampak dari pembentukan kesetimbangan baru, imbas kenaikan harga Saprotan, BBM, dan biaya operasional produksi,” ungkapnya.
Lebih lanjut Arief menyebut bahwa anak muda di jaman sekarang sangat kreatif dan luar biasa, sehingga ia berharap mahasiswa bisa turut berpartisipasi secara aktif dalam pembangunan ketahanan pangan di berbagai sektor baik produksi, distribusi, maupun yang berhubungan dengan konsumsi pangan.
“Anak muda sekarang kan kreatif dan luar biasa makanya di sektor pertanian sekarang ada yang namanya Petani Milenial, atau ada juga yang berkarir sebagai CEO di bidang perdagangan dan retail pangan, atau bisa juga di sektor kuliner,” ungkap Arief.
Pada kesempatan tersebut Arief juga berpesan kepada agar para civitas akademik bersama pemerintah dan dengan dukungan swasta dapat terus mengembangkan inovasi dan teknologi di bidang pangan seperti pengembangan Control Atmosphere Storage (CAS), rekayasa genetika pangan, hingga pembangunan sistem informasi pangan yang terintegrasi sehingga nantinya pangan yang dihasilkan dapat memiliki kualitas tinggi. Hal tersebut sejalan dengan arahan Presiden Jokowi agar seluruh sektor bersinergi dan berkolaborasi dalam upaya pembangunan ketahanan pangan nasional ditengah era ketidakpastian global.
“Jadi kalau kita mau memproduksi barang, produksilah barang yang dibutuhkan oleh pasar, karena sudah jelas Pasar nya, sehingga kegiatan usaha dapat berjalan secara simultan,” tambah Arief.
Turut hadir dalam seminar tersebut Rektor Universitas Sangga Buana Dr. Didin Saepudin, SE., M.Si., Aster Kodam III Siliwangi Kolonel Inf Andri Amijaya Kusumah, Dewan Pengarah BRIN/ Ketua Yayasan Indonesia Emas Prof. Dr. Ir. Marsudi w. Kisworo, ahli pangan dari Jepang Mr. Masaru Hazaka, Ketua Asosiasi Pedagang Pasar Indonesia (Asparindo) Joko Setiyanto, dan Sekjen Yayasan Pendidikan Keuangan dan Perbankan (YPKP).